MotoGP

Selain Drone Liar, Ini yang Menjadi Antisipasi Polda NTB Saat MotoGP

Mataram (NTB Satu) – Salah satu yang menjadi atensi serius jajaran Polda NTB selama gelaran MotoGP Mandalika adalah keberadaan drone yang diterbangkan oleh masyarakat di sekitar sirkuit. Terkait dengan hal ini, Polda NTB memperingatkan H-1 gelaran MotoGP atau pada hari Kamis 17 Maret sudah tidak dibolehkan lagi ada drone yang terbang di sekitar sirkuit.

Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto mengatakan, hanya drone milik penyelenggara MotoGP yang dibolehkan terbang di atas Pertamina Mandalika International Street Circuit pada H-1 dan selama gelaran berlangsung. Namun demikian, drone milik penyelenggara pun kemungkinan tidak ada yang terbang lantaran ada pesawat helikopter milik Dorna di sekitar sirkuit yang melakukan aktifitas peliputan selama event berlangsung.

“Ini menjadi tren masyarakat umum, banyak yang mencoba menaikkan drone di lokasi pada saat event. Pada H – 1 diharapkan tidak ada drone yang naik, kecuali drone yang sudah diberikan izin. Drone itu pun tidak akan naik karena ada helikopter Dorna yang akan terbang untuk meliput. Kalau ada heli yang terbang, tidak ada drone yang naik,” kata Artanto Rabu 16 Maret 2022.

Ia mengatakan, jika ada drone yang nekat diterbangkan oleh masyarakat, maka tim kepolisian akan melakukan penurunan paksa melalui alat drone jammer dan akan diserahkan ke pemiliknya. Jika masih tak mengindahkan peringatan kepolisian, drone akan diturunkan paksa di lokasi yang lain. Polda NTB sudah memiliki alat untuk drone jammer yang dibawa oleh dua regu Brimob yang berada di lapangan untuk mengawasi aktivitas drone illegal.

Selain mengantisipasi drone ilegal, hal yang diantisipasi oleh Polda NTB adalah potensi copet yang biasa beraksi di keramain. Untuk itulah ia mengimbau kepada para penonton yang datang menonton MotoGP agar tetap waspada terhadap potensi copet ini.

“Sasarannya biasanya ibu-ibu, bawa tas yang resletingnya mudah dibuka atau tas punggung. Untuk bapak-bapak, jangan taruh HP di kantung belakang dan lain sebagainya,” katanya.

Pihak kepolisian kata Artanto menempatkan anggota polisi yang tak berseragam di tengah-tengah penonton untuk mengawasi potensi terjadinya tindak kriminalitas di tengah keramaian. “Istilahnya di kepolisian itu pengamanan terbuka dan pengamanan tertutup,” katanya.

Adapun jumlah total pengamanan di Operasi Mandalika II Rinjani sebanyak 3.427 personil yang merupakan gabungan dari TNI, Polri, Pemda dan mitra kamtibmas yang lain. Polda NTB kedatangan 40 unit mobil Patwalantas untuk memberikan pengamanan VIP, 20 motor besar untuk mendukung pengawalan, Brimob dan Pamobvit dengan sejumlah peralatan dari Jakarta.

“All out dari Mabes untuk memberikan bantuan personil dan perangkatnya. Termasuk helikopter kita di BKO-kan jenis AW itu,” katanya.(ZSF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button