Pemerintahan

Dianggap Remehkan Bantuan Malaysia hingga Tuai Kritik, Mendagri Tito Minta Maaf

Mataram (NTBSatu) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyampaikan permintaan maaf setelah pernyataannya tentang bantuan medis dari Malaysia menuai kritik publik.

Ucapan tersebut muncul dalam sebuah siniar dan memicu reaksi warganet, karena menilai Tito meremehkan bantuan pemerintah Malaysia sekitar Rp1 miliar untuk korban bencana di Aceh.

Menanggapi polemik tersebut, Mendagri Tito menegaskan, dirinya tidak pernah berniat mengecilkan bentuk dukungan dari Malaysia.

Ia mengakui ucapannya memicu salah tafsir, sehingga memunculkan kekecewaan publik. Atas dasar itu, Tito memilih menyampaikan klarifikasi sekaligus permohonan maaf secara terbuka.

IKLAN

“Saya sama sekali tidak bermaksud untuk mengecilkan bantuan, dukungan dari warga Malaysia kepada Aceh, tidak, sama sekali tidak bermaksud itu. Kalau ada yang salah paham saya minta maaf,” kata Tito, mengutip Tempo.co pada Sabtu, 20 Desember 2025.

Dalam siniar tersebut, Tito menyinggung nilai bantuan medis dari Malaysia yang jumlahnya kurang dari Rp1 miliar. Ia membandingkan angka tersebut dengan kemampuan sumber daya dan anggaran Indonesia dalam penanganan bencana.

Pernyataan itu kemudian memicu kritik, karena publik menilai perbandingan tersebut tidak sensitif terhadap solidaritas negara tetangga.

Kerja Pemerintah Pusat tak Kalah Besar

Tito menjelaskan, pernyataan tersebut bertujuan menegaskan besarnya kerja Pemerintah Pusat dan daerah dalam menangani bencana alam di Sumatra. Ia menilai, bantuan dari luar negeri tidak seharusnya menutup upaya besar yang telah berjalan sejak hari pertama bencana.

“Jangan sampai kemudian dukungan dari luar mengecilkan arti yang dikerjakan oleh di dalam negeri. Pemerintah bekerja sangat-sangat luar biasa, yang mungkin mereka gak terekam melalui media,” jelasnya.

Ia mengaku telah meninjau sejumlah wilayah terdampak di Aceh, pada 29 dan 30 November 2025 sambil membawa bantuan dari Pemerintah Pusat. Tito juga mengoordinasikan penyaluran logistik dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan warga.

“Setelah itu, saya juga mengoordinasikan sehingga dari Bulog keluar ratusan ton bahan pokok dari gudangnya,” ungkapnya.

Tito menekankan, Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan kekerabatan yang erat, termasuk ikatan emosional dengan masyarakat Aceh.

“Apalagi Malaysia memiliki hubungan panjang, saudara serumpun dan saya tahu, bahwa di Malaysia juga ada komunitas diaspora dari Aceh yang memiliki hubungan keluarga,” terangnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button