Ekonomi BisnisSumbawa

Inflasi Sumbawa Terkendali, BPS: Waspada Lonjakan Harga Bumbu Dapur di Akhir Tahun

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumbawa melaporkan, kondisi inflasi daerah pada November 2025 relatif stabil di angka 2,07 persen yearonyear.

​Meski angka tersebut terbilang aman, Kepala BPS Kabupaten Sumbawa, Yudi Wahyudin meminta pemerintah daerah dan masyarakat memasang kuda-kuda menghadapi potensi lonjakan harga bumbu dapur menjelang akhir tahun.

​Yudi menekankan, pentingnya antisipasi dini terhadap pergerakan harga pangan bergejolak memasuki Desember. Ia secara khusus mewanti-wanti Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), agar mengawasi ketat komoditas bawang merah dan cabai merah.

​Berdasarkan data historis dan pencatatan terakhir BPS Sumbawa, komoditas bumbu dapur kerap menjadi pemicu inflasi di penghujung tahun.

​“Kita perlu mewaspadai bawang merah dan cabai merah. Kedua komoditas ini menunjukkan kecenderungan peningkatan harga di akhir tahun. Hal ini harus menjadi perhatian serius agar inflasi Desember tetap stabil,” tegas Yudi, Jumat, 12 Desember 2025.

​Yudi memaparkan, secara bulanan atau monthtomonth, inflasi Sumbawa pada November 2025 tercatat sebesar 0,29 persen. Ia menyebut, angka ini lebih rendah jika membandingkannya dengan periode yang sama pada tahun 2024 mencapai 0,58 persen.

Komoditas Penyebab Inflasi

​Lebih lanjut, Yudi merincikan lima komoditas utama yang mendongkrak inflasi bulanan tahun ini. Tomat menduduki posisi tertinggi dengan andil 0,14 persen, menyusul kemudian ikan teri, cumi-cumi, ikan layang, dan bawang merah.

​“Bawang merah sudah mulai menunjukkan tajinya dengan peningkatan harga di akhir tahun ini. Sementara itu, harga beras justru cenderung stabil, bahkan sedikit menurun belakangan ini,” tambahnya.

​Meski fokus utama tertuju pada harga pangan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), BPS juga menyoroti komoditas non-pangan yang memengaruhi inflasi tahunan. Yudi menyebut, kelompok pengeluaran Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, memberikan andil inflasi terbesar secara tahunan sebesar 1,04 persen.

​“Peningkatan harga emas perhiasan menjadi faktor dominan. Hampir 50 persen dari total inflasi tahunan bersumber dari kenaikan harga emas yang terus merangkak naik dari bulan ke bulan,” ungkapnya.

​Secara umum, Yudi memastikan, posisi inflasi tahunan Sumbawa sebesar 2,07 persen masih aman dan berada dalam rentang target Pemerintah Pusat, yaitu 2,5 persen plus minus 1 persen.

​Bahkan, secara tahun kalender atau yeartodate dari Januari hingga November 2025, Sumbawa mencatat deflasi sebesar minus 0,53 persen. Adapun data lengkap inflasi Desember 2025 akan dirilis BPS pada 5 Januari 2026 mendatang.

Yudi juga mengajak seluruh elemen masyarakat bersiap mendukung agenda besar BPS di masa depan. BPS Sumbawa akan menggelar Sensus Ekonomi 2026, untuk memotret potensi ekonomi daerah secara utuh.

​“Ini sensus bukan hanya milik BPS, tapi milik kita semua. Mari kita sukseskan demi data ekonomi Sumbawa yang akurat,” tutupnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button