Ahok Tolak Rencana Prabowo Buka Lahan Sawit di Papua
Jakarta (NTBSatu) – Politisi PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai, pemerintah tidak perlu membuka lahan baru di Papua untuk memperluas penanaman sawit, demi mewujudkan swasembada energi. Ia menentang rencana Prabowo untuk melakukan pembukaan sawit skala besar di Bumi Cendrawasih tersebut.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto ingin Papua ditanami sawit agar menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal itu ia sampaikan dalam rapat percepatan pembangunan Papua di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 16 Desember 2025.
”Jadi sekali lagi saya menentang kalau Papua itu untuk ganti sawit,” kata Ahok dalam kanal YouTube Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan judul “Jaga Hutan Papua Jangan Jadikan Lahan Sawit!”, Selasa, 23 Desember 2025.
Menurut eks Gubernur DKI Jakarta itu, pemerintah dapat belajar dari Malaysia yang tetap bisa menanam sawit tanpa membongkar hutan mereka, dengan memanfaatkan bekas tailing timah.
Selain itu, kata Ahok, bekas tailing timah di Belitung dapat dimanfaatkan untuk menanam sawit, alih-alih membuka lahan baru di Papua.
“Dikasih pupuk, karena tanaman kan maunya makan pupuk, makan air gitu lho. Tapi hutannya (diganti sawit), ya jangan,” ucapnya.
Ia mengatakan, hutan hujan atau rainforest merupakan ekosistem alam yang kompleks. Hal ini berbeda dengan sawit yang merupakan tanaman monokultur.
“Kalau anda ubah hutan hujan, rainforest, jadi sawit, tanaman monokultur, udah banyak ngomong, di mana flora-fauna kita akan bisa hidup?. Dan ini akan membawa bencana lagi seperti di Sumatra, karena di Sumatra sudah melampaui,” tuturnya.
Meski begitu, ia berharap agar publik tidak salah kaprah dengan pernyataannya ini. Ahok menekankan, ia bukan menolak penanaman sawit, tetapi menolak mengganti hutan hujan atau rainforest dengan kebun sawit.
“Kalau daerah bekas tambang, tailing, daerah yang tandus, anda tanamin sawit, it’s masih oke untuk supaya ketahanan energi. Jadi jangan kata nenek saya, tukar beras dengan ubi,” ucapnya.
Ungkap Perbedaan Indonesia dengan Negara Maju
Ahok mengatakan, negara-negara maju dulu menjadi kaya dengan menambang dan menebangi hutan. Namun, lanjutnya, ada perbedaan mendasar antara kondisi mereka dan Indonesia saat ini.
Pada negara maju, usai mengeksploitasi sumber daya alam kekinian punya sistem ekonomi dan pajak yang kuat. Pajak tersebut mereka kumpulkan cukup untuk menjamin kesejahteraan warganya saat tua, seperti pensiun, jaminan sosial, dan layanan kesehatan yang layak.
Sementara itu, Indonesia sudah ikut mengeksploitasi sumber daya alam sejak lama, tetapi hasilnya tidak cukup kembali ke rakyat. Sistem pajak dan jaminan sosial belum mampu menjamin kehidupan warga ketika mereka tua.
“Sekarang kita sudah tua, pajak kita bisa balikin nggak untuk pelihara kita, pensiun? Nggak bisa. China juga banyak potong hutan, tapi dia juga melakukan penanaman, reboisasi yang luar biasa,” ujarnya. (*)



