Ekonomi Bisnis

Usaha Kacang Asin UMKM Sandubaya Libatkan Pensiunan dan Lansia

Mataram (NTBSatu) – Usaha kacang asin milik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sandubaya di Kota Mataram, melibatkan para pensiunan dan lanjut usia (lansia).

Ketua UMKM Sandubaya, Baiq Hurun Afwin mengatakan, pihaknya tidak menargetkan kriteria khusus bagi para lansia yang ingin bergabung.

“Ndak (bukan pensiunan), semua lansia umum. Jadi di tingkat lingkungan itu yang lansia,” katanya kepada NTBSatu, pada Rabu, 17 Desember 2025.

Selain lansia, usaha ini juga melibatkan para pensiunan yang berasal dari berbagai instansi. Mulai dari dinas sosial, dinas pendidikan, hingga Mandiri Taspen.

IKLAN

Saat ini, kacang asin menjadi satu-satunya produk yang paling menguntungkan sekaligus unggulan dari UMKM Sandubaya. Produksi kacang asin yang dihasilkan dikerjakan oleh 15 lansia dan dipasarkan oleh para pensiunan.

Dalam sekali produksi, para lansia bisa menghasilkan kacang asin hingga 15 kilo, yang kemudian dijual dan dipasarkan oleh pensiunan. Perempuan berusia 63 tahun ini menjelaskan, pembagian tugas bagi para lansia dan pensiunan sesuai kemampuannya.

“Nanti para lansia yang kupas kacangnya, mereka bisa kerjakan di rumahnya juga. Pensiunan yang lain memasarkan,” katanya.

Omzet Capai Rp4 Juta

Meski permintaan akan produk kacang asin tinggi, Baiq Hurun menjelaskan, saat ini kuantitas produksi masih terbatas. Oleh karena itu, produk kacang asin ini hanya fokus melakukan penjualan di berbagai acara besar, seperti bazar atau festival.

Para pensiunan juga biasa melakukan penjualan secara mandiri melalui online maupun berbagai komunitas nasional, seperti Komunitas Mandiri Indonesia. Baiq Hurun berencana untuk terus menambah jumlah pekerja lansia, untuk memaksimalkan kuantitas produksi kacang asin.

“Kadang kan lansia ini capek, nanti dia bilang ‘Baiq hari ini libur dulu ya’ jadi kita ndak bisa paksa. Tapi, alhamdulillah ada aja tiap hari (yang kerja),” ujarnya.

Untuk pekerjaan sekadar mengupas kacang, para lansia mendapat bayaran Rp5 ribu untuk 1 kilo kacang. “Saya kumpulkan orang-orang lansia, kupaskan (kacang). Jadi 1 kilo saya bayar Rp5 ribu. Tapi ada yang lebih dari 1 kilo perhari,” jelas Hurun.

Sedangkan para pensiunan yang juga terlibat dalam produksi kacang asin ini mendapat gaji, sekaligus keuntungan penjualan produk.

“Ya (dapat gaji), ada yang menerima juga, ada yang gaji sendiri (keuntungan produk), saya tidak bisa sebutkan, karena itu urusan ke dalam,” ujarnya.

Dengan usaha kacang asin ini, UMKM Sandubaya bisa mendapatkan omzet Rp800 ribu hingga Rp4 juta dalam sekali produksi. Baiq Hurun berharap, produk UMKM Sandubaya yang melibatkan para lansia dan pensiunan semakin terkenal di banyak kalangan. (MRF/*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button