Sri Mulyani Bantah Ucapan “Guru Beban Negara”, Sebut Video yang Beredar Hasil Deepfake AI

Bahaya Teknologi Deepfake
Fenomena yang menimpa Sri Mulyani menunjukkan, semakin maraknya kejahilan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bernama deepfake.
Teknologi ini mampu menghasilkan video atau audio seolah-olah asli, meski pada kenyataannya konten tersebut tidak pernah terjadi.
Menurut Cristina Lopez, analis senior di Graphika di Business Insider, deepfake bekerja dengan algoritma pembelajaran mendalam AI untuk menciptakan rekaman sintetis yang meniru manusia nyata.
“Deepfake adalah rekaman yang dihasilkan oleh komputer yang telah dibor melalui gambar-gambar yang tak terhitung banyaknya,” ujarnya.
Sementara itu, Britannica menjelaskan, istilah deepfake berasal dari gabungan kata deep (merujuk pada teknologi deep learning AI) dan fake (palsu).
Istilah ini pertama kali populer pada 2017 ketika sebuah subreddit bernama “deepfakes” muncul di forum Reddit, menampilkan video manipulatif dengan menyisipkan wajah selebritas ke dalam konten pornografi.
Proses pembuatan deepfake menggunakan dua algoritma pembelajaran mendalam yang bekerja saling berlawanan: satu menghasilkan replika, sementara yang lain bertugas mendeteksi kepalsuannya.
Umpan balik ini diulang terus-menerus hingga hasil akhir terlihat meyakinkan.
Selain visual, dapat menghasilkan suara orang lain dengan melatih model AI menggunakan data audio asli. Sehingga, memungkinkan terciptanya overdubbing yang terdengar serupa.
Meski teknologi deepfake dapat untuk tujuan kreatif, dalam praktiknya penggunaannya lebih sering untuk motif jahat. Seperti menyebarkan misinformasi, merusak reputasi individu, hingga menimbulkan kebingungan politik. (*)