Arus Migrasi Disebut Memperparah Kemiskinan Kota Mataram

Mataram (NTBSatu) – Arus perpindahan penduduk dari desa ke kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) memicu kenaikan angka kemiskinan di wilayah Kota Mataram.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB menunjukkan, kemiskinan kota naik dari 11,64 persen menjadi 12,02 persen. Sebaliknya, kemiskinan di desa justru menurun, dari 12,21 persen menjadi 11,51 persen.
Dalam periode September 2024 hingga Maret 2025, jumlah penduduk miskin di perkotaan bertambah 14,94 ribu orang. Sedangkan di pedesaan berkurang 18,97 ribu orang.
Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Lalu Samsul Adnan menyebut, minimnya lapangan kerja di kota menjadi faktor utama.
“Secara naluriah, orang pasti akan mencari kerja di kota. Itu konsep awalnya. Karena kota ini ibaratnya gula yang banyak didatangi semut,” ujarnya.
Menurut Samsul, ada banyak faktor yang mempengaruhi kemiskinan di perkotaan. Baik struktural maupun kultural. Dua yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat pendidikan dan terbatasnya ketersediaan pekerjaan.
Sebaliknya, ia menilai desa lebih kondusif untuk bertahan hidup. Lahan pertanian yang luas dan beragamnya pekerjaan informal menjadi penopang utama.
“Kalau di pedesaan, banyak pekerjaan yang bisa dilakukan. Pertanian sangat luas,” kata Samsul.
Ia menegaskan, arus migrasi dari desa ke kota turut memperburuk situasi pengangguran di Kota Mataram.
“Iya, (benar) akibat pergerakan penduduk desa ke kota membuat semakin banyak pengangguran di Kota Mataram,” pungkasnya. (*)