Mataram (NTBSatu) – Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) akan diselenggarakan di NTB mulai Kamis, 8 Mei sampai 11 Mei 2025.
Sebanyak 37 perwakilan duta besar mengikuti kegiatan ini, yakni para konsulat jenderal dan head of mission dari 26 negara-negara sahabat. Seperti Austria, Armenia, Bosnia Herzegovina, Singapura, Jordan, Slovakia, Zimbabwe, Serbia.
Kemudian, Kamboja, Polandia, Rwanda, Laos, Ethiopia, Cuba, Mauritania, Cina, Korea. Lalu, Filipina, Kuwait, Ukraina, Fiji, Finlandia, Belanda, Emirat Arab, Australia, dan Inggris.
Kepala Dinas Kominfotik NTB, Yusron Hadi berharap, kegiatan ini membawa dampak lanjutan dalam hubungan kerja sama di berbagai sektor. Tidak hanya budaya dalam hal keragaman kuliner, tradisi dan kerajinan, tetapi juga mengenalkan beragam potensi sumber daya alam NTB.
“Ini bentuk perhatian dan penghargaan pemerintah pusat memilih NTB sebagai lokasi acara. Tak boleh kita sia-siakan,” kata Yusron, Rabu, 7 Mei 2025.
“Ini adalah kesempatan luar biasa bagi kita untuk mengenalkan potensi. Pemilihan titik-titik kunjungan merepresentasikan potensi yang coba kita perlihatkan. Ini jendela dunia bagi NTB,” sambung Yusron.
Ia mengatakan, persiapan untuk IGS 2025 sudah final dan siap menyambut para delegasi negara negara yang datang.
Daftar Agenda Kegiatan
Sementara itu Ketua Panitia IGS 2025, Lalu Moh. Faozal mengatakan, sebanyak 10 duta besar hadir bersama istri, lima duta besar. Kemudian, dua orang konsulat jenderal, empat orang head of mission, deputy, representative dan staf dengan total 37 orang.
Adapun rencana agenda kegiatan adalah kunjungan ke Kota Tua Ampenan, Museum Negeri, dan NTB Mall. Kemudian berlanjut dengan pemaparan potensi NTB oleh Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal yang berlokasi di Bank NTB Syariah.
“Selanjutnya, kunjungan ke Desa Wisata Bilebante yang diterima Wamen Ekraf Kementerian,” ujar Faozal.
Agenda berikutnya kunjungan ke ITDC dengan kegiatan penanaman pohon dan menyaksikan balapan GT World Challenge Asia 2025.
“Adapula tema khusus IGS 2025 terkait perempuan, UMKM dan disabilitas. Sehingga aktifitas kunjungan akan banyak bersentuhan dengan hal tersebut melalui pameran kerajinan dan demo membuat kuliner tradisional. Serta kunjungan UMKM lokal,” pungkas Faozal. (*)