Mataram (NTBSatu) – Harga emas melonjak lebih dari 1 persen pada Kamis, 10 April 2025. Hal ini karena investor ramai-ramai mengalihkan dana mereka ke emas batangan, sebagai bentuk perlindungan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Meskipun Presiden AS Donald Trump sempat menangguhkan tarif selama 90 hari untuk beberapa negara, minat terhadap emas tetap tinggi.
Pada hari yang sama, harga emas spot menembus angka 3.119,18 dolar AS per ons, naik 1,2 persen dari hari sebelumnya.
Lonjakan harga ini memperpanjang tren positif emas selama kuartal pertama 2025. Sepanjang Januari hingga Maret, emas mencetak rekor baru setiap bulannya, menurut laporan Barchart.com pada 8 April 2025.
Grafik triwulanan menunjukkan, selama 26 tahun terakhir, emas terus menanjak. Termasuk reli signifikan sebesar 18,24 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Harga emas berjangka COMEX ditutup di level US$3.122,80 per ons pada 31 Maret 2025.
Pada kuartal kedua, emas memperkuat performanya dengan mencetak harga tertinggi baru senilai US$ 3.201,60 pada kontrak berjangka bulan Juni. Setelah sempat menyentuh rekor US$3.162 di kuartal pertama.
Barchart.com mencatat, meski sempat melemah pada 3 dan 4 April akibat kekhawatiran atas tarif AS, emas berhasil bertahan di atas level US$3.000 per ons pada penutupan 4 April.
Pergerakan harga menunjukkan bahwa emas sedang berada dalam tren naik yang kuat. Meski begitu, Barchart mengingatkan bahwa koreksi harga bisa terjadi sewaktu-waktu, yang sebenarnya bisa menguntungkan pasar karena melepas posisi lemah dan membuka peluang beli di harga lebih rendah.
Bank sentral dan pemerintah di berbagai negara terus menambah cadangan emas mereka, memperkuat sentimen positif pasar. Target kenaikan selanjutnya diperkirakan dapat mencapai level US$3.400 per ons.
Meskipun tren saat ini menunjukkan pergerakan bullish, Barchart memperkirakan potensi koreksi semakin besar seiring dengan tingginya harga. (*)