Mataram (NTBSatu) – Nama Patrick Kluivert, kini menjadi sorotan setelah dikabarkan menggantikan Shin Tae-Yong (STY), yang baru saja dipecat oleh PSSI.
Kluivert menjadi salah satu pemain legendaris yang meninggalkan jejak besar dalam dunia sepak bola Belanda dan mantan bintang Barcelona
Nama Kluivert melambung, ketika ia mencetak gol kemenangan Ajax Amsterdam di final Liga Champions UEFA pada 1995. Saat itu, ia baru berusia 18 tahun.
Selain Ajax, ia juga bermain untuk klub-klub besar seperti AC Milan, Barcelona, dan Newcastle United.
Setelah pensiun dari sepak bola pada 2008, ia memulai karier kepelatihan dan menjabat sebagai asisten pelatih di AZ Alkmaar. Sebelum akhirnya bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG), sebagai direktur sepak bola.
Namun, di balik potensi besar Kluivert untuk memimpin Timnas Indonesia, ada sisi gelap dari masa lalunya yang patut mendapat perhatian.
Ia pernah terlibat dalam dunia judi online dan utang besar yang sempat mengancam karier dan kehidupannya.
Pernah Terlibat Judi Online
Mengutip surat kabar Belanda, De Volkskrant, Selasa, 7 Januari 2025, pada Maret 2017, Patrick Kluivert terlibat dalam sebuah kasus besar terkait judi online. Kasus ini mengarah pada utang yang mencapai lebih dari €1 juta atau sekitar Rp16 miliar.
Utang ini Kluivert dapatkan pada tahun 2011 dan 2012, ketika ia menjabat sebagai pelatih tim cadangan di FC Twente. Utang tersebut membawanya ke dalam pusaran kriminal, di mana Kluivert menjadi korban pemerasan oleh kelompok kriminal yang mengancamnya.
Meski tuduhan match-fixing atau pengaturan pertandingan tidak pernah terungkap, jejak utang judinya menambah catatan kontroversial dalam perjalanan kariernya.
Laporan tersebut juga menekankan, Kluivert tetap menghadapi masalah hukum terkait pemerasan oleh kelompok kriminal tersebut.
Sementara pengacara Kluivert, Gerard Spong menyatakan, kliennya adalah korban dari pemerasan kelompok tersebut. Bukan terlibat dalam aktivitas ilegal terkait judi atau pengaturan pertandingan.
Meski demikian, fakta Kluivert terjerat dalam masalah judi dan pemerasan ini tidak bisa dianggap enteng. Apalagi jika ia terpilih untuk memimpin Timnas Indonesia.
Jika Patrick Kluivert benar-benar menjadi pelatih, PSSI harus siap menghadapi reaksi publik yang mencampur adukkan harapan dan kekhawatiran.
Di satu sisi, pengalamannya yang luas di level tertinggi sepak bola Eropa bisa memberikan dampak positif bagi pengembangan Timnas Indonesia. Namun di sisi lain, masa lalunya yang penuh kontroversi bisa menjadi batu sandungan saat melatih. (*)