Lombok Timur (NTBSatu) – Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID Provinsi Sumatra Utara melakukan studi banding budidaya cabai di Kabupaten Lombok Timur, Kamis, 29 Agustus 2024. Mereka mengunjungi Rumah Kompos Kelompok Tani Orong Balak di Desa Kerongkong, Kecamatan Sularaga.
Ketua TPID Sumatra Utara, Wahyu Yuana mengatakan, studi bandingnya tersebut bertujuan mempelajari teknik hilirisasi cabai di Lombok Timur hingga mencapai kestabilan harga.
Ia pun menceritakan kondisi hilirisasi cabai di Sumatera Utara. Ia menyebut, harga cabai di daerahnya terbilang mahal.
“Belum lagi ada pembatasan pengiriman antar wilayah,” kata Wahyu.
Sementara, Penjabat (Pj.) Bupati Lombok Timur, M. Juaini Taofik menjelaskan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi dan menjalin kerja sama antara daerah untuk distribusi cabai.
“Beberapa waktu lalu Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah menandatangani kesepakatan dengan Kabupaten Jember untuk memasarkan dan mengolah hasil pertanian. Khususnya klaster cabai,” ucap Taofik.
Adapun Kepala Deputi Perwakilan Bank Indonesia NTB, Winda Putri Yulistia mengatakan, Kelompok Tani Orong Balak adalah champions klaster binaan Bank Indonesia.
Ia menceritakan perjalanan gigih kelompok tani tersebut, hingga berhasil menjadi salah satu kelompok tani andalan yang diharapkan dapat menopang kebutuhan cabai nasional.
Kerja Sama dengan Pemkab Jember
Sebelumnya, Pemkab Lombok Timur menjalin kerja sama dengan Pemkab Jember, Provinsi Jawa Timur, dalam memasarkan dan mengolah hasil pertanian. Kerja sama tersebut tertuang dalam nota kesepakatan kedua pemerintah daerah per Kamis, 18 Juli 2024.
Taofik mengatakan, kerja sama petani dan pengusaha Lombok Timur dan Jember sebenarnya sudah terjalin lama. Sebab, komoditas pertanian kedua daerah tersebut memiliki kemiripan, yakni sebagai penghasil tembakau.
Namun, kesepakatan kedua daerah melalui Bank Indonesia ini mendorong kerja sama pada pemasaran dan pengolahan komoditas cabai.
“Lombok Timur itu sentra penghasil cabai dengan kualitas sangat baik. Tentu kita harapkan cabai memiliki pasar yang menguntungkan bagi petani. Terutama di saat produksi melimpah,” kata Taofik.
Taofik menjelaskan, jalinan mitra dengan Kabupaten Jember ini menjadi langkah strategis untuk menstabilkan harga dan produksi cabai daerah. Sebab, pengusaha cabai di sana telah bekerja sama dengan perusahaan nasional, Indofood.
Taofik pun mengharapkan, kerja sama itu tak hanya menguntungkan petani dan pengusaha cabai. Namun, dapat meningkatkan langkah dalam pengendalian inflasi secara keseluruhan hingga masyarakat luas merasakan manfaatnya. (*)