Mataram (NTBSatu) – Vanili organik yang berasal dari Lombok, NTB dirasa memiliki standar kualitas yang baik. Keberadaannya banyak dilirik oleh Negara Eropa, terutama Amerika Serikat (AS).
Bahkan permintaan produk vanili organik semakin meningkat tiap tahunnya. Hanya saja masih belum bisa terpenuhi dikarenakan produk vanili organik yang masih terbatas, karena minimnya pengetahuan petani mengenai vanili organik.
Karena itu, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) NTB, melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) mengenai standar budidaya vanili organik untuk tujuan ekspor.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Oktober 2023 di Pondok Pesantren Haramain, Sedau.
Dalam pelaksanaannya membahas terkait sertifikasi benih, teknik budidaya, penanganan hama penyakit serta tahapan ekspor vanili.
Berita Terkini:
- Lima Siswa SD di Lombok Tengah Diduga Keracunan MBG
- Sesalkan Pernyataan Prof. Asikin, Maman: Audit Investigasi Dulu, Jangan Langsung Bicara Pansel
- Dibantai 6-0 di Liga 4 Nasional, Persidom Dompu Diolok-olok Netizen
- Dukung Interpelasi DAK, Demokrat–PPR Lawan Arus di DPRD NTB
“Selain itu dijelaskan pula mengenai tahapan-tahapan dalam sertifikasi benih,” kata Susilowati, selaku pemateri pada kegiatan tersebut.
Susilowati menyampaikan, BSIP juga melakukan budidaya vanili di lahan milik Pondok Pesantren Haramain, Sedau.
“Vanili yang dibudidayakan merupakan vanili varietas Vania 1 dan Vania 2, dan dibagi menjadi tanaman untuk menghasilkan buah dan tanaman yang menghasilkan bahan tanam,” jelasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut beberapa anggota kelompok tani yang memang berkecimpung di bidang budidaya vanili.
Dalam hal ini, pihak BSIP berharap, dengan dilangsungkannya kegiatan ini, pemahaman petani mengenai budidaya vanili organik dapat meningkat dan mampu memenuhi permintaan produk vanili organik untuk di ekspor. (MYM)