
Mataram (NTBSatu) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram melakukan evaluasi dan validasi data kasus stunting untuk periode caturwulan pertama tahun 2024.
Evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan data terbaru dan akurat terkait perkembangan kasus stunting di wilayahnya.
Kepala Dinkes Kota Mataram, Emirald Isfihan optimis bahwa hasil evaluasi akan menunjukkan penurunan angka stunting.
“Harapan kita, hasil evaluasi nanti kasus stunting bisa turun,” ungkapnya.
Data stunting Kota Mataram per Januari 2024 menunjukkan prevalensi sebesar 8,61% atau sekitar 2.000 balita, lebih rendah dibandingkan 8,98% atau 2.190 balita pada periode sebelumnya.
Upaya penurunan angka stunting di Kota Mataram terus digencarkan, salah satunya melalui program Dapur Intensif.
Program ini memberikan asupan gizi yang lebih bergizi dan bervariasi bagi balita stunting, berbeda dengan menu sebelumnya yang hanya telur.
Berita Terkini:
- Kanwil Kemenag NTB Salurkan 37.497 Paket Sembako
- Moo-moo roll, Bolu Gulung Totol Sapi Legend Hadir di Pulau Bali
- Kapolsek Kayangan Iptu Dwi Maulana Dicopot Kapolda NTB
- BP2MI Manfaatkan Ramadan Pererat Silaturahmi dengan P3MI
- Polisi Amankan Belasan Mucikari di Mataram, Izin Hotel Terancam Dicabut
Selain Dapur Intensif, Dinkes Kota Mataram juga memperkuat peran kader dalam memberikan edukasi melalui kegiatan posyandu keluarga (posga).
Layanan “door to door” dan pendampingan oleh tim ahli gizi puskesmas juga dilakukan untuk memantau pemberian makanan pendamping dan mengantarkan balita stunting ke poliklinik stunting di RSUD Kota Mataram.
“Kami tidak hanya menunggu warga datang ke posga atau posyandu, tetapi kita juga melakukan layanan dari pintu ke pintu (door to door), dan pendampingan,” ujarnya
Upaya kolaboratif dan inovatif ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di Kota Mataram dan mewujudkan generasi Indonesia yang sehat dan bebas stunting. (WIL)