Mataram (NTBSatu) – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), melaporkan total investor kripto di Indonesia mencapai 20,16 juta orang dengan nilai transaksi sebesar Rp52,26 triliun pada April 2024.
Kendati demikian, nilai transaksi menurun 49,5 persen dibandingkan dengan Maret 2024 (month to month/MtM) yang sebesar Rp103,58 triliun.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Bappebti, Tirta Karma Senjaya mengatakan, penurunan nilai transaksi secara bulanan tersebut disebabkan harga mata uang kripto sedikit menurun.
Namun, menurutnya, harga mata uang kripto bisa kembali naik menyusul disetujuinya dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) untuk koin kripto Ethereum.
Meski demikian, nilai transaksi kripto di dalam negeri pada bulan lalu masih lebih tinggi 385,2 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya (yoy). Pada April 2023, nilai transaksi kripto di Indonesia tercatat sebesar Rp10,77 triliun.
Di tengah berbagai tantangan yang ada, transaksi investasi crypto di Indonesia pada kuartal-I 2024 diisi dengan data yang menarik. Di mana, lima besar aset crypto yang mendominasi perdagangan crypto di Indonesia adalah USDT, BTC, PEPE, SHIBA INU, dan DOGE.
Berita Terkini:
- Ancelotti Bakal Tinggalkan Real Madrid Akhir Musim, Sepakati Latih Timnas Brasil
- Politeknik MFH Resmi Jadi Universitas, Siap Jadi Magnet Pendidikan Dunia
- Rivalitas Persib Bandung dan Persija Jakarta, Dua Klub Sepak Bola Indonesia Terbesar di Asia
- Bandara Lombok Siap Layani 4.544 Jemaah Haji NTB 2025, Kloter Pertama Berangkat 2 Mei
- Daftar 10 Negara Paling Korup di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
Terdapat pergeseran pilihan aset dibandingkan dengan kuartal-IV 2023 lalu di mana koin seperti RNDR dan SOLANA ada di lima besar aset yang diperdagangkan bersandingan dengan BTC dan ETH.
“Ini menjadi tantangan bagi kami agar tetap memberikan edukasi menyeluruh bagi investor crypto, menyiapkan ekosistem yang memberikan keamanan, dan mengimbau para pedagang crypto untuk menjaga kekondusifan dan stabilitas layanan,” ungkap Tirta.
Melihat trennya, Tirta menyebut jumlah investor kripto di dalam negeri terpantau terus meningkat. Tercatat, pertumbuhan investor kripto secara bulanan pada November 2023 hingga Februari 2024 berada di atas 1 persen. Bahkan, angkanya mencapai hampir 3 persen pada Maret 2024, namun pertumbuhannya agak melambat pada bulan lalu.
“Hingga April 2024, catatan Bappebti ada penambahan sekitar 41.000 investor, atau naik 2,08 persen dibanding Maret 2024 yang sebanyak 19,75 juta orang,” tukasnya.(STA)