BERITA NASIONALHEADLINE NEWSPolitik

Fahri Hamzah Ingatkan Akademisi Jangan Terjun ke Politik, Tidak Cocok!

Mataram (NTBSatu) – Wakil Ketua Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Fahri Hamzah mengatakan, peran akademisi dalam politik nasional sangat dibutuhkan pada tataran teorinya. Karena itu, ia melarang akademisi untuk terjun ke politik praktis. Sebab politik nasional akan kehilangan panduan moralnya.

“Akademisi itu yang dipikirkan yaitu bagaimana politik yang ideal, bagaimana nilai politik, bagaimana politik dalam teori yang seharusnya dengan objektivitas politik yang sesungguhnya, dengan menganut prinsip-prinsip keadilan, kesamaan, keterbukaan, dan kesetaraan, serta yang lainnya yang dijunjung tinggi oleh nilai-nilai akademik, khususnya juga nilai agama, itu tugas akademisi,” jelasnya Sabtu 4 Mei 2024.

Ia pun menilai, jika akademisi turun ke lapangan atau masuk gelanggang politik praktis, maka harus berbesar hati untuk siap ikut pertarungan yang hasil akhirnya kalah dan menang.

“Tapi begitu kita bertarung, nah itu menjadi berbeda. Pertarungan itu bukan tentang salah benar, tapi tentang kalah menang,” ucap Wakil Ketua DPR RI 2014-2019.

Pikiran politisi dengan akademisi, menurut Fahri harus dibedakan, sebab politisi memikirkan cara untuk menang, sedangkan akademisi berpikir soal etik dan nilai politik sebagai panduannya. Jangan ikut terjun dalam arena.

“Dalam pertarungan itu, pikiran saya adalah menang. Sehingga yang dipikirkan bagaimana memenangkan pertarungan, bagaimana mengambil alih kekuasaan, itu yang dipikirkan oleh politisi,” paparnya.

“Para akademisi jangan terjun kelapangan untuk ikut pertarungan, itu mesti kita atur, dalam pemilu kita ini aturannya terlalu longgar, semua orang turun ke lapangan, penonton ikut tendang bola, wasit pun ikut tendang bola, sehingga terjadilah kekacauan didalam pemilu karena pembagian tugas tidak kita lakukan dengan baik,” sambungnya.

Putra asli Sumbawa ini tengah mendiskusikan terkait dengan reformasi politik nasional kedepannya.

“Banyak hal yang sedang saya pikirkan dan diskusikan dengan para pimpinan nasional kita tentang bagaimana reformasi politik kita kedepan,” ungkapnya.

Sebab, jika tidak ada perubahan dalam sistem politik, maka menurutnya ongkos politik akan mahal, serta watak politik akan terlalu liar.

“Politik kita ini seperti kata Pak Prabowo terlalu melelahkan dan memakan biaya, terlalu banyak orang ikut bertarung dalam politik kita, harusnya politik itu yang bertarung sedikit saja, dan pertarungan itu sebentar saja,” paparnya.

“Karena tradisi demokrasi liberal yang kita cerna secara salah, telah membuat kita ini mengentertain konflik, seolah-olah konflik itu seterusnya bagus, dan tidak ada berhenti,” tandasnya. (ADH)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button