Kesehatan

Saling Memaafkan pada Momen Lebaran Ternyata Punya Manfaat bagi Kesehatan

Mataram (NTBSatu) – Saling memaafkan satu sama lain, baik itu antar keluarga, saudara, maupun sahabat telah menjadi tradisi pada momen lebaran. Tradisi ini dilakukan untuk membersihkan kesalahan yang pernah terjadi.

Ternyata, kegiatan yang sering dilakukan saat lebaran itu secara tidak sadar dapat menyehatkan jiwa dan tubuh kita. Sebab, dengan memaafkan dapat membantu melepaskan emosi negatif dan memberikan ketenangan batin, sehingga kesehatan jiwa dan tubuh dapat meningkat.

Berikut penjelasaan lengkapnya yang dilansir dari Halodoc.com:

  1. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Memaafkan orang lain telah terbukti dapat meningkatkan produksi antibodi, yang memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu juga, dapat mengurangi kadar adrenalin dan kortisol dalam tubuh.

Hormon tersebut telah terbukti mengurangi produksi sel pembunuh alami, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda. Bahkan, diketahui bahwa pengidap HIV yang mempraktikkan memaafkan memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi dan kesehatan yang lebih baik.

  1. Meningkatkan Kualitas Tidur

Seseorang bisa mengalami gangguan tidur karena kemarahan terhadap apapun. Maka dari itu, semakin cepat seseorang mengatasi kemarahan dan dendam, semakin positif dampaknya pada tubuh, dan tidur akan lebih nyenyak.

IKLAN

Berita Terkini:

  1. Mendukung Kesehatan Jantung

Memaafkan juga diketahui bisa menurunkan tekanan darah dan denyut jantung serta meningkatkan pelepasan hormon oksitosin yang dikenal sebagai “hormon cinta” karena memperkuat ikatan sosial dan memicu banyak emosi positif.

Efek positif dari oksitosin, seperti perasaan senang, dapat mengurangi tekanan darah dan detak jantung. Inilah salah satu alasan mengapa memaafkan dapat memberi dorongan baik secara fisik maupun emosional bagi hati.

  1. Meningkatkan Fungsi Kognitif

Ketika seseorang memaafkan orang lain, bagian otak tertentu, yaitu lobus frontal, akan menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi, yang bertanggung jawab atas pemecahan masalah, moralitas, serta proses berpikir dan penalaran yang lebih tinggi.

Sementara itu, disebutkan bahwa emosi seperti kemarahan dan dendam dapat menghalangi pemikiran rasional dan meningkatkan aktivitas di amigdala, bagian otak yang bertanggung jawab atas respons bertahan atau melarikan diri.

  1. Membantu Pemulihan Trauma

Seseorang yang diajari untuk memaafkan cenderung memiliki tingkat kemarahan dan stres yang lebih rendah secara keseluruhan. Mereka juga memiliki optimisme, kasih sayang, dan kepercayaan diri yang lebih besar. (JEF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button