Kisah

Kisah Mahasiswa Rantau Lebaran di Pulau Seribu Masjid

Mataram (NTBSatu) – Hidayatullah Putra dan M. Syahputra merupakan mahasiswa asal Sumatera yang sedang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 4 di Universitas Mataram (Unram). Pelaksanaan program PMM yang bertepatan dengan perayaan Idulfitri, membuat mereka berkesempatan merasakan pelaksanaan lebaran di Lombok.

Sebab, keduanya bersama rekan mahasiswa lainnya tidak dapat pulang kampung, karena masih harus berkegiatan. Serta, jika pulang harus menggunakan biaya sendiri yang relatif tinggi pada momen lebaran.

Meskipun tak mendapat kesempatan untuk pulang kampung, Dayat yang merupakan panggilan akrab Hidayatullah Putra, cukup senang bisa merasakan lebaran di Pulau Seribu Masjid ini.

“Sebenarnya kalau ditanya gimana pertama kali di Lombok saat Ramadan dan lebaran, jujur awalnya berat karena jauh dari keluarga. Tetapi, saya merasa senang karena sesama mahasiswa PMM yang berasal dari nusantara berkumpul di sini. Jadi bisa sama-sama merasakan merantau dan lebaran di Lombok,” ungkapnya kepada NTBSatu belum lama ini.

Untuk mengatasi kerinduan kampung halaman, mahasiswa Universitas Bengkulu ini bersama rekan mahasiswa lainnya berencana akan memasak masakan khas dari daerah asal masing-masing.

“Pasti dalam momen seperti ini yang paling dikangenin itu masakan rumah, masakan mama dan kalau di Bengkulu ada yang namanya Ikan Pais dan Pendap,” jelas Dayat.

Makanan Ikan Pais itu berasal dari ikan yang dagingnya tipis, kemudian dibungkus daun salam dengan diberikan bumbu rempah-rempah atau bumbu kuning dan dibakar.

“Kalau Pendap, dari ikan laut yang dagingnya tebal. Pengolahannya hampir sama dibungkus dengan diberikan bumbu rempah-rempah yang banyak. Hanya saja sebelum dibungkus dan dibakar, ikan dibusukkan dulu,” ujar Dayat.

Berita Terkini:

“Itu sih dua masakan khas Bengkulu yang biasa ada di momen lebaran,” sambungnya.

Senada dengan Dayat, M. Syahputra juga mengutarakan bahwa dalam momen seperti Ramadan dan Idulfitri di saat tengah merantau, pasti bakal kangen dengan cita rasa makanan kampung halaman.

“Apalagi kalau di rumah, tinggal bangun langsung makan. Kalau di sini, masak dulu atau beli-beli,” kata mahasiswa Politeknik Negeri Medan ini.

Adapun makanan khas Sumatera Utara yang selalu disajikan ketika momen lebaran, yakni Lemang dan Halua.

“Keduanya merupakan makanan khas Sumatera Utara bagian Melayu. Lemang itu nasi yang dibakar dalam bambu, kemudian hasilnya menjadi nasi gurih. Cara makannya, dikeluarkan dari bambu, lalu dipotong-potong,” rinci Putra, sapaan akrabnya.

Ia mengatakan, Lemang itu hampir sama dengan makanan khas yang ada di Lombok, yakni Timbung. “Iya hampir sama dengan Timbung,” tutup Putra. (JEF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button