Mataram (NTBSatu) – Naik turunnya harga emas setiap tahunnya menjadi hal yang lumrah terjadi. Di awal tahun 2024 ini harga emas masuk pada level rendah per Senin, 8 Januari 2024, kemarin.
Hal tersebut karena harga emas terlewatkan dengan kenaikan imbal hasil Treasury, penurunan bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (Fed) memudar, sehingga berimbas juga pada harga emas.
Maka dari itu, para investor juga masih mengharapkan perkembangan data inflasi AS pada pekan ini untuk melihat kejelasan lebih lanjut.
“Harga emas di pasar spot turun 0,9% ke level USD 2.027.63 per ounce, setelah menyentuh harga terendah sejak 18 Desember di awal sesi, sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,8% menjadi USD 2.034,1 per ounce,” dikutip dari rilis data ekonomi dari CNBC, Selasa 9 Januari 2024.
Amerika Serikat terlihat menambahkan lebih banyak pekerjaan sepanjang Desember 2023 daripada yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Berita Terkini:
- Dari Statistik ke Realita, Ekonomi NTB Tumbuh tapi Belum Merata
- Sidang Etik Kematian Rizkil Watoni, Eks Kapolsek Kayangan Hanya Disanksi Minta Maaf
- Penetapan Tersangka 6 Mahasiswa Dinilai Politis, DPD IMM NTB Desak Kapolda NTB Evaluasi Kapolres Bima
- Belajar dari Inggris, RS Ruslan Mataram Optimalkan Big Data untuk Layanan Kesehatan Modern
Hasil ini memicu keraguan di pasar keuangan bahwa bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Maret 2024.
“Mungkin hal itu menghilangkan sebagian peluang penurunan suku bunga atau menurunkannya sampai tingkat tertentu,” kata analis senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun tetap di atas 4% pada hari Senin.
Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar saat ini melihat peluang 69% penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed pada 19-20 Maret 2024.
“Jika dan ketika resesi menjadi jelas, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga, kemungkinan akan melemahkan dolar dan menguntungkan harga emas dolar,” kata Heraeus Metals dalam sebuah catatan. (WIL)