BREN Akuisisi Saham Dua PLTB di Lombok dan Sukabumi

Mataram (NTBSatu) – PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) telah menyelesaikan proses akuisisi saham pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Lombok dan Sukabumi.
Anak perusahaan BREN, yakni PT Barito Wind Energy (BWE), telah mengakuisisi 19.364 saham atau sekitar 51 persen dari jumlah modal disetor dan modal ditempatkan PT UPC Sukabumi Bayu Energi (Sukabumi) dari UPC Renewables Asia IV Limited dan UPC Sukabumi (HK) Ltd selaku penjual.
Ditulis dalam keterangan resminya, Harga pembelian saham itu mencapai USD 1,55 juta. Selain itu, Barito Wind Energy juga menerima novasi sebagian piutang atas development loan participation untuk Sukabumi, yaitu sejumlah US$ 312.330 dari PT UPC Renewables Indonesia dan US$ 2,18 juta dari UPC Renewables Limited.
“Tujun pengambilalihan saham PT UPC Sukabumi Bayu Energi dan PT Lombok Timur Bayu Energi adalah memperkuat pengembangan usaha dan binis Grup BREN di bidang energi terbarukan,” papar CEO Barito Renewables Hendra Tan dikutip dari websitenya.
Kemudian, BWE juga berhasil menyelesaikan pembelian 10.200 saham, mewakili sekitar 51 persen dari jumlah modal disetor dan modal ditempatkan PT Lombok Timur Bayu Energi (Lombok) dari UPC Renewables Asia VIII Limited dan UPC Lombok (HK) Ltd, dengan harga pembelian US$ 3,12 juta.
Berita Terkini:
- Dari Bencana ke Belanja, Menelusuri Jejak Politik Anggaran BTT NTB
- Giliran Eks Timses Iqbal-Dinda Minta Pemprov NTB Jelaskan Penggunaan BTT Rp484 Miliar
- Ketua DPRD NTB soal BTT: Minta Penjelasan Pj Sekda, Tanggapi Wacana Hak Angket
- Akademisi Dorong NTB dan Daerah Lain Terapkan “Creative Financing” di Tengah Pengalihan TKD
“Sama seperti dalam akuisisi Sukabumi, Barito Wind Energy juga menerima novasi sebagian piutang atas development loan participation untuk Lombok, yaitu sejumlah US$ 80.965 dari PT UPC Renewables Indonesia dan US$ 171.351 dari UPC Renewables Limited,” sambungnya.
“Selanjutnya, Barito Wind dan ACEN sedang dalam pembicaraan untuk membentuk kemitraan jangka panjang guna berkolaborasi pada proyek energi angin tambahan di Indonesia di luar tiga aset pengembangan angin tahap akhir tersebut,” tandasnya. (ADH)