Mataram (NTBSatu) – Tenaga pengajar di perguruan tinggi, yaitu dosen kerap kali mempermasalahkan beban administrasi yang ditanggungnya. Padahal di samping itu, mereka diwajibkan untuk mengajar di kelas.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim pun mengakui bahwa dosen menanggung banyak beban administrasi.
“Beban dosen yang memang, saya harus mengakui banyak sekali beban administratif mereka,” ungkapnya, saat Pembukaan Vokasifest X Festival Kampus Merdeka yang disiarkan lewat YouTube Kemendikbud RI, dikutip Jumat, 15 Desember 2023.
Ke depan, Nadiem akan memastikan mengurangi beban administrasi dosen lewat kebijakan serta teknologi terkini.
“Tidak hanya dengan teknologi, tetapi dengan kebijakan kita pastikan beban administrasi dosen bisa dikurangi sehingga mereka bisa fokus pada mahasiswa,” ujarnya.
Berita Terkini:
- KPK Temukan Praktik Ijon dan Dugaan Pokir Fiktif di DPRD NTB
- KPK Soroti Proses Audit di Inspektorat NTB
- Hadiri Apel Kesiapan Pengamanan Pilkada, Pj. Gubernur NTB Sebut Persiapan Pilkada 2024 Sudah Mantap
- Sekda NTB Sebut Reforma Agraria Sumber Kesejahteraan Masyarakat
Nadiem melanjutkan, bahwa pihaknya telah merilis platform bernama SISTER, yaitu Sistem Informasi Sumberdaya Terintegrasi, yang merupakan platform sentral untuk layanan dosen yang lebih terintegrasi.
Dibuat dengan arsitektur Cloud, SISTER mendukung tiga layanan dosen yaitu Beban Kerja Dosen (BKD), Sertifikasi dosen (Serdos), dan Perubahan Data Dosen (PDD) yang akan menjadi layanan satu pintu bagi dosen dan pendidikan tinggi.
Menurut laman resmi Kemendikbudristek, SISTER mampu melakukan sinkronisasi data secara otomatis dan sudah tersimpan di arsitektur Cloud. Hal ini membuat sistem lebih andal dan proses integrasi data pun meningkat.
“SISTER platform memudahkan dan meringankan beban dosen,” sebut Nadiem.
Dalam pelaksanaannya, Plt. Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Prof. Nizam mengingatkan, agar seluruh dosen tetap secara disiplin dan konsisten melakukan update data kinerja.
“Kalau dilakukan mungkin dalam satu semester hanya butuh satu jam untuk mengupdate kinerja dan secara otomatis akan terlink dengan seluruh database di pangkalan data Dikti. Karier itu bisa secara otomatis diapresiasi atau naik jabatan secara berkala,” sambungnya.
Menurutnya juga, penggunaan SISTER memerlukan koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat guna merasakan manfaat terbaik dari berbagai keunggulan SISTER.
“Dengan adanya koordinasi antara operator dari perguruan tinggi dan semua pihak, kita bisa memanfaatkan sistem data teroptimal, baik untuk pengembangan karier individu maupun institusi,” tandasnya. (JEF)