Mataram (NTB Satu) – Balai perlindungan Tanaman Pertanian (BPTP) NTB, yang merupakan UPTD dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, telah menyiapkan amunisi untuk melindungi tanaman petani saat musim kemarau ini.
Kepala BPTP NTB, Baiq Rahmayati mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan BMKG dan BWS untuk membahas terkait ketersediaan air bagi petani dan kapan puncak kemarau di NTB. Sehingga nantinya, ketika memasuki puncak musim kemarau, tanaman para petani tetap tumbuh dengan baik.
“Bulan Juni lalu kita sudah rapat koordinasi, pas ada isu akan ada kemarau panjang itu,” katanya saat ditemui NTB Satu di Kantor BPTP NTB, Narmada, Lombok Barat, Jumat, 25 Agustus 2023.
Maya, sapaan akrab Kepala BPTP NTB menyampaikan, sebagai bentuk persiapan menghadapi puncak musim kemarau nanti, pihaknya sudah menyiapkan beberapa langkah antisipatif, seperti menyiapkan pompa air, memastikan sumur-sumur bor yang alokasikan sebelumnya termanfaatkan dengan baik dan terjaga kondisinya, serta memastikan titik-titik lokasi sumber air.
“Alhamdulillah, kita sudah menyiapkan pompanya, namun petugas lapangan di kecamatan yang memastikan sumber-sumber airnya di mana saja,” ujarnya.
Diakuinya, meski amunisi dan langkah antisipasi sudah disiapkan, namun tidak menutup kemungkinan segala hal bisa saja terjadi kedepannya, seperti contoh kekurangan air untuk kebutuhan pertanian.
Untuk itu, ia sudah melakukan koordinasi dengan menyurati Kepala Dinas Pertanian Kabupaten dan Kota untuk menyerukan kepada para petani agar tidak menanam komoditas yang membutuhkan air banyak. Hal itu ditakutkan, jika suatu saat terjadi kekurangan air, maka petani tidak mengalami gagal panen.
“Sudah melakukan antisipasi dengan pemilihan komoditas, dan kalau sekiranya tidak ada sumber air, lebih baik jangan ditanami dengan tanaman yang membutuhkan banyak air,” jelasnya.
Saat ini, kata Maya, sudah ada laporan terkait petani dari beberapa kabupaten yang sudah mulai dilanda kekeringan. Namun, hingga kini belum ada terkonfirmasi petani yang gagal panen
“Sudah ada yang terdampak. Namun, belum sampai ada yang gagal panen, sebelum terjadinya gagal panen, kita sudah mengantisipasi dengan pompanisasi salah satunya,” tandasnya. (MYM)