Mataram (NTB Satu) – Satu per satu dosen senior di Universitas Mataram (Unram) angkat bicara terkait dugaan represif terhadap mahasiswa saat demonstrasi, Senin 20 Juni 2023 lalu. Kali ini kritik datang dari Dosen Filsafat Hukum Fakultas Hukum Unram, Dr. Widodo Dwi Putro.
Ia menilai kekerasan dilakukan untuk memukul mundur mahasiswa saat itu sudah mengarah ke aksi brutal. Widodo menyebut ini sebagai sejarah kelam kampus negeri tersebut.
Baca Juga:
- Dukung Produksi Tembakau, BRI Salurkan Bantuan Sarpras untuk Petani di Jerowaru
- Pengakuan Disabilitas Terduga Pelaku Pelecehan Seksual, Hubungan Badan Atas Dasar Suka Sama Suka
- Bawaslu Temukan Kekurangan Surat Suara hingga Saksi Mengenakan Baju Paslon di Pilkada Kota Bima
- Polisi Siapkan Ahli Pidana dan Bahasa Kasus Pencemaran Nama Baik Ketua DPRD NTB
“Pada era orde baru yang terkenal represif, kami sering mengangkat isu lebih sensitif, bahkan menolak pembodohan pada saat itu. Tapi tidak ada yang se represif ini. Gak ada,” kenang aktivis 98 ini.
“Ini kan aksinya damai, tapi mendapat perlakukan kekerasan. Saya terus terang sedih,” sesalnya.
Unram adalah salah satu kampus negeri di Indonesia yang mendapat label Merdeka Belajar Kampus Merdeka, tapi ternoda dengan tindakan represif oknum Satpam. Padahal mahasiswa tidak saja menuntut ilmu, tapi juga berkontribusi secara finansial, sehingga wajar menurut Widodo mereka menyampaikan aspirasi ketika merasakan ketidak adilan.