Kota Mataram

Tangkal Hoaks, Jurnalis di Lombok Ikuti Pelatihan Cek Fakta

Mataram (NTB Satu) – Sejumlah jurnalis yang datang dari penjuru Pulau Lombok, berkumpul di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram, Jalan Sultan Salahuddin Bendega, Tanjung Karang, Kota Mataram. Kedatangan para jurnalis tersebut, bertujuan untuk mengikuti tes pelatihan cek fakta yang mengandalkan layanan google.

Tes pelatihan cek fakta diselenggarakan oleh AJI Mataram. Pemimpin Redaksi Radar Selatan, Sunarti Sain dan Sekretaris AJI Mataram, Muhammad Kasim, tampil menjadi pemateri.

Sunarti Sain mengatakan, dalam melaksanakan tugas jurnalistik, jurnalis harus memperhatikan kebenaran mengenai berita yang akan disiarkan.

Selain itu, ia menekankan jurnalis masa kini, harus mampu menguasai aplikasi-aplikasi penangkal berita palsu. Para jurnalis harus lebih memperhatikan aspek visual, detail, dan hal-hal lain yang bersangkutan mengenai perwajahan suatu media.

“Ketika kita (jurnalis) tidak menemukan fakta kuat mengenai sesuatu, maka aplikasi-aplikasi pendukung lainnya, harus dioptimalkan,” terang Sunarti, pada Sabtu, 19 Februari 2022.

“Dalam melihat sebuah situs, kita (jurnalis) harus memperhatikan visualisasi, detail gambar, dan lain-lain,” tambah Sunarti.

IKLAN

Senada dengan Sunarti, Muhammad Kasim lebih menekankan soal disiplin seorang jurnalis, proses bekerja keras, kreatfitas, dan menjelaskan sejumlah anatomi berita palsu. Selain itu, ia menjelaskan kepada para jurnalis mengenai proses kerja fact checking yang harus dijaga demi kebenaran suatu konten berita.

“Wartawan harus kreatif dan gigih. Wartawan juga harus mampu menguasai aplikasi-aplikasi fact checking,” kata Kasim.

Sekali lagi, tujuan dari pelatihan ini adalah proses untuk membekali para jurnalis demi menunjang kebaikan dan kebenaran suatu konten. Sebenarnya, tidak ada orang yang mau mengonsumsi berita palsu.

Namun karena keabsahan dan keaslian informasi di masa kini tak bisa terkawal, maka aplikasi-aplikasi penunjang kebenaran suatu konten, harus terus dioptimalkan. Demi terciptanya proses kerja jurnalistik yang jujur dan bersih.

“Kebohongan yang diulang-ulang, akan dianggap sebagai sebuah kebenaran, sehingga kita harus menyajikan fakta yang sesungguhnya,” ucap Kasim meniru seorang tokoh terkenal. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button