Mataram (NTB satu) – Berbeda dengan sekolah lainnya, SMKN 5 Mataram tetap melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh. Pihak SMKN 5 Mataram mengacu kepada surat edaran yang diterbitkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB tanggal 30 Desember 2021.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum SMKN 5 Mataram, Fiqrul Islami S.Pd., M.Pd. mengatakan, pihaknya belum mau gegabah untuk kembali melakukan pembelajaran secara daring (dalam jaringan).
“Pembelajaran di SMKN 5 Mataram, masih dalam simulasi PTM penuh. Karena sekolah kami tidak berdekatan dengan sekolah lain, maka kami bebas bergerak sendiri. Tidak lagi dalam sistem shift. Sekarang kami dalam sistem 100 persen kehadiran,” jelas Fiqrul, menjawab ntbsatu.com, Selasa, 8 Februari 2022.
Fiqrul mengakui belum ada perintah dari Dinas terkait soal pelaksanaan pembelajaran kembali dilaksanakan secara daring. Ia bahkan memberitahu bahwa saat ini SMKN 5 Mataram sedang fokus dalam mempersiapkan sesi try out yang sudah sejak lama tidak pernah dilakukan lagi.
“Saya belum terima kabar dari dinas soal situasi terbaru, jadi kami tetap PTM penuh. Lagi pula, saat ini kami sedang memfokuskan diri untuk melaksanakan try out ujian keahlian kelas XII,” tutur Fiqrul.
Namun, Fiqrul menegaskan bila nantinya terbit aturan untuk belajar secara daring, SMKN 5 Mataram bakal menuruti perintah yang ditentukan.
“Bila ada perintah langsung dari dinas, kami akan langsung turuti. Tapi, sampai saat ini belum ada instruksi apapun,” ucap Fiqrul, yang juga merupakan guru mata pelajaran Kerajinan Logam ini.
Terkait soal masuknya varian Omicron di NTB, Fiqrul menjawab belum ada menerima keluhan apapun dari orang tua siswa walau PTM penuh tetap dilakukan.
“Belum. Kami belum terima keluhan apapun. Sebab, kami telah menuruti segala prosedur dan protokol kesehatan yang telah ditentukan,” kata Fiqrul.
Sementara itu, mengenai pengembangan kompetensi siswa di SMKN 5 Mataram, Fiqrul mengakui siswanya sempat terganggu sebab pola pembelajaran yang berubah. Namun, Fiqrul dan segenap staf SMKN 5 Mataram tetap berupaya memberikan hak-hak seluruh siswa.
“Sempat ada yang terganggu, ya, karena sistemnya berubah. Tapi kami tetap memberikan hak kepada anak-anak. Semoga kami bisa terus mantap memberdayakan seluruh SDM dan sarana yang kami miliki,” tutup Fahrul. (GSR)