Daerah NTBKota Mataram

Gubernur Minta Maaf, Anggota Dewan Serukan Polemik Disudahi

Mataram (NTB Satu) – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menyampaikan permintaan maaf dan klarifikasi terkait aktivitasnya ketika berenang di sebuah kolam alami di Bayan, Lombok Utara. Sikap Gubernur yang akrab disapa Bang Zul itu menuai apresiasi dari Anggota DPRD NTB, Drs. H. Ruslan Turmuzi.

Ruslan menilai, permintaan maaf Gubernur NTB itu patut dihargai. Apalagi, tindakan tersebut juga dilakukan Gubernur secara spontan, demi menghormati permintaan warga setempat yang ingin kolam renang di desa tersebut diresmikan sekaligus dipromosikan oleh Bang Zul.

IKLAN

Bagi Ruslan, yang terpenting saat ini adalah bagaimana agar ke depan, kasus serupa ini tak perlu lagi terjadi. Sebab saat ini semua pihak tengah berjibaku dan bersinergi bersama dalam menekan penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat di wilayah NTB.

“Kan Gubernur sudah minta maaf, ya wajiblah dimaafkan. Artinya Gubernur gentleman dan mengakui kekeliruannya. Dan saya rasa ini tidak akan terjadi lagi,” kata Ruslan, seperti termuat dalam rilis yang diterima redaksi NTB Satu, Selasa, 2 Februari 2020 di Mataram.

Ruslan mengatakan, dari foto-foto yang beredar dan juga dari penjelasan Bang Zul, bisa dipahami bahwa kejadian tersebut memang sangat spontan dan tidak direncanakan. Ada kunjungan kerja, dan masyarakat ingin destinasi wisata lokal mereka terekspose ke luar.

Terlepas dari berenang beramai-ramai, ia justru menyatakan salut dengan sikap Gubernur NTB yang sangat low profile dan bersedia menempatkan diri di tengah masyarakat, sekaligus mempromosikan kolam renang alami di Lombok Utara.

IKLAN

“Semua harus kita lihat secara proporsional. Gubernur berenang di kolam itu untuk menghargai masyarakat yang memang senang dikunjungi pemimpin daerah. Gubernur kan maksudnya baik, ingin mempromosikan destinasi yang belum terekspose,” ucap politisi senior PDI Perjuangan NTB yang akrab disapa RT .

Menurutnya, hal ini tentu berbeda jika misalnya Gubernur kedapatan sengaja berkerumun atau mengumpulkan kerumunan di luar tugasnya sebagai kepala daerah.

“Kalau Gubernur kongkow-kongkow sama Kepala OPD di sebuah coffee shop tanpa protokol kesehatan ya, pasti kami lebih duluan akan menyemprit beliau. Tapi ini kan konteksnya beda, Gubernur sedang mengunjungi rakyatnya, terus rakyat persilahkan mencoba kolam renang. Kalau karena ini Gubernur terus disalahkan, kan bisa merembet masyarakat juga ikut disalahkan. Saya pikir, kritik dan saran boleh saja, tapi jangan berlebihan,” paparnya.

Ruslan menekankan, daripada sibuk mengungkit dan mengkritisi soal mandi di kolam, lebih baik semua pihak bercermin dan melakukan tindakan yang bisa menjadi teladan bagi masyarakat dalam hal penerapan protokol kesehatan.

“Banyak yang kritisi karena Gubernur nggak pakai masker. Ya di kolam renang mana ada yang pakai masker? Masak mandi pun harus bermasker?. Yang mengkritisi juga bercermin lah sudah taat belum dengan protokol Covid-19?,” tanya RT.

RT menegaskan, pihaknya tidak dalam posisi membela Gubernur NTB dalam hal ini. Hanya saja, ia perlu bersuara, agar masalah seperti ini tidak menjadi polemik yang justru kontra produktif bagi pembangunan daerah di NTB. Apalagi, soal kolam renang ini menjadi trending di ranah media nasional.

Masih banyak yang harus dilakukan di NTB ini. NTB sedang semangat-semangatnya dengan Mandalika dan rencana MotoGP 2021, dan NTB juga tengah berjibaku melawan pandemi corona.

Ia menekankan, ada cukup banyak program yang sudah mulai nampak hasilnya di era pemerintahan Zul-Rohmi saat ini. Harusnya hal ini yang terus didorong untuk menyemangati masyarakat NTB.

“Ada program industrialisasi, zero waste, dan peningkatan ekonomi kerakyatan yang tengah dilakukan Gubernur, Wagub dan jajaran Pemprov yang sudah menampakan hasil. Lebih baik ini yang difokuskan bersama,” pungkasnya. (rilis)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button