Daerah NTB

Potensi Besar, Industri Kelapa di NTB Masih Kalah dengan Sawit

Mataram (NTB Satu) – NTB belum punya industri olahan kelapa bertaraf internasional. Hal tersebut, disebakan industri kelapa yang masih kalah bersaing dengan industri olahan kelapa sawit. Padahal, potensi pengembangan industri olahan kelapa di NTB cukup besar.

Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti M.E., mengatakan, kelapa yang berasal dari NTB sebagian besar dikirim ke luar daerah. Namun, setelah Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang diluncurkan, pelaku industri olahan kelapa mulai bermunculan.

“Ekosistem olahan kelapa di NTB sudah ada, kami tengah merintisnya,” ujar Nuryanti, dihubungi NTB Satu, Rabu, 29 Juni 2022.

Rumah Produksi Industri Kelapa

Pada tahun 2022, Kabupaten Lombok Utara (KLU) akan memiliki rumah produksi industri olahan kelapa. Produk olahan kelapa di rumah produksi KLU bakal berupa minyak kelapa, tepung kelapa, kerajinan, serta olahan lainnya.

“Ini basisnya belum internasional. Tapi, kami menargetkan agar standar dari rumah produksinya tetap bertaraf internasional,” papar Nuryanti.

Apabila pasar telah terbangun, para IKM tentu membutuhkan keberlanjutan bahan baku. Salah satu upaya Dinas Perindustrian NTB untuk memasukkan olahan kelapa dalam jejaring pasar internasional adalah pembangunan NTB Halal Industrial Park.

“Produk olahan kelapa nanti berstandar internasional kemudian dibeli oleh pembeli yang sesuai. Selepas itu, barulah industri olahan kelapa di NTB bakal masif,” terang Nuryanti.

Bangun Ekosistem Olahan Kelapa

Sampai saat ini, Dinas Perindustrian NTB tengah membangun ekosistem olahan kelapa. Nuryanti mengakui, bahwa kelemahan industri olahan kelapa di NTB adalah belum memiliki ekosistem.

“Kalau para pelaku industri bekerja sendiri, maka industri olahan kelapa di NTB tidak akan masif,” tutur Nuryanti.

Ekosistem yang bersifat mikro untuk industri telah terbentuk. Selanjutnya, NTB Halal Industrial Park adalah kunci terbangunnya ekosistem kelapa yang bersifat makro.

Masyrakat Masih Jual Kelapa secara Langsung

Masyarakat NTB masih gemar menjual kelapa secara langsung dan tidak melakukan pengolahan terhadap kelapa. Padahal, untung yang akan diperoleh jauh lebih besar apabila dilakukan pengolahan.

“Masyarakat masih butuh uang tunai. Nantinya, bila NTB Halal Industrial Park sudah terbangun, akan terdapat gudang yang bakal menampung dan mengolah kelapa,” kata Nuryanti.

Jika NTB belum punya hilirasi yang besar terhadap produk kelapa, masyarakat akan tetap menjual kelapa secara langsung tanpa melakukan proses pengolahan. Dinas Perindustrian NTB tidak akan melarang masyarakat untuk menjual kelapa secara langsung.

“Tapi, ke depannya, kami akan menyiapkan kantung-kantung industri kelapa yang akan memudahkan proses olahan kelapa,” sebut Nuryanti.

Nuryanti menyarankan kepada seluruh pegiat industri kelapa agar memanfaatkan momentum ekspor sawit. Selain itu, Dinas Perindustrian NTB telah melapor kepada Kementerian Perindustrian RI mengenai data potensi pengolahan industri kelapa di NTB.

“Semoga dapat hasil yang sesuai harapan,” harap Nuryanti. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button