Mataram (NTBSatu) – Performa sempurna pembalap Francesco Bagnaia pada Ajang MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia 2023 kemarin, berhasil menghantarkannya menjadi juara pertama, disusul Maverick Vinales dan Fabio Quartararo.
Hasil ini membuat sang mentor, Valentino Rossi turut bangga. Rossi memberikan apresiasi lewat akun instagramnya, dengan mengunggah potongan video Bagnaia saat selebrasi usai menang balapan di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika.
Dalam unggahan tersebut, Rossi menambahkan stiker dengan gambar Paolo Simoncelli bertuliskan ‘Andettend’ yang memiliki arti ‘Dan Berakhir’. Rossi juga menuliskan P13 -> P1 dan menyematkan logo sebuah trofi. Hal ini tentunya menjelaskan aksi gila Bagnaia yang mulai balapan dari posisi ke-13 dan berhasil selesai diposisi pertama.
Untuk itu, dia harus cerdik mengatur strategi termasuk soal pemilihan ban. Di Mandalika, Bagnaia memilih ban kompon keras di depan dan medium di belakang. Strategi itu tampaknya berjalan mulus. Sejak lap ketiga, Bagnaia terlihat mulai memanas dan berhasil menyalip Quartararo dan menempati posisi ketiga.
Berita Terkini:
- Kapal Rute Poto Tano – Pelabuhan Kayangan Kandas, Seluruh Penumpang Selamat
- UMP NTB Naik Jadi Rp2,6 Juta, Pj Gubernur Beraharap tak Ada PHK
- Pj Gubernur NTB Panggil Kadis Dikbud, Sebut Kabid SMK Berpotensi Dicopot
- Kabid SMK Dikbud NTB Ancam Kontraktor Sebelum Diduga Terima Pungli Rp50 Juta
Pada lap 13 MotoGP Mandalika, pembalap asal Italia tersebut bisa bernapas lega, sebab berhasil mengamankan posisi tertinggi di klasemen sementara MotoGP 2023 lantaran Jorge Martin mengalami kecelakaan atau crash.
Pada lap ke-20, jebolan VR46 Riders itu berhasil merebut posisi terdepan dari Vinales. Hingga akhir balapan, posisinya tak tergoyahkan, hingga berhasil menyentuh garis finis pertama.
Bagnaia kemudian menanggapi postingan sang mentor dengan mengunggah ulang video Rossi. Adapun setelah menyentuh garis finish di Mandalika, riders Ducati Lenovo ini melakukan selebrasi nyeleneh.
Dia berdiri di atas motor sembari menaruh tangannya di telinga seolah mengisyaratkan ‘tidak terdengar’. Di balik selebrasi itu, ternyata memiliki makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada banyak orang.
Sempat diragukan pada sesi kualifikasi maupun Sprint Race, nyatanya pebalap kelahiran 1997 ini mampu membuktikan bahwa dirinya patut diperhitungkan di arena balap kuda besi. (STA)