Daerah NTB

Berhasil Gali 8,78 Miliar Pon Tembaga dan 8,7 Juta Ons Emas, PT. AMNT Bersiap Geser ke Blok Elang

Mataram (NTB Satu) – PT Amman Mineral Internasional Tbk melalui anak perusahaannya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mencatatkan rekor eksploitasi cukup fantastis.

Eksploitasi di Blok Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mampu menghasilkan sekitar 8,78 miliar pon tembaga dan 8,7 juta ons emas pada tahun 2020.

Capaian ini dianggap sebagai lompatan besar untuk melanjutkan kegiatan eksploitasi.

“Bahkan Amman juga telah merencanakan untuk memasuki fase 8, yang memperpanjang umur tambang hingga 2030,” kata Direktur Utama Amman Alexander Ramlie melalui press release diterima NTBSatu, Minggu 30 Juli 2023.

Belum lagi Amman memiliki proyek eksplorasi Blok Elang, yang merupakan salah satu cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia, yang belum dikembangkan.

IKLAN

Proyek ini, sebut Alexander Ramlie, digadang-gadang akan mulai beroperasi pada tahun 2031.

Data cadangan bijih Amman untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per tanggal 31 Desember 2022, sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.

Data ini sesuai riset JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee).

IKLAN

Capaian ini diakui berbanding terbalik dengan keraguan banyak pihak sebelumnya.

Sebab tambang Batu Hijau pernah dianggap sebagai tambang yang tak lagi ekonomis.

“Namun, sejak 2016 setelah diambil alih Amman, tambang Batu Hijau berhasil menerapkan beberapa langkah strategis melalui efisiensi operasional, yang mampu memecahkan berbagai rekor operasional tambang Batu Hijau dalam hasil produksi, serta menorehkan rekor produktivitas alat berat di skala global,” papar Ramlie.

Perusahaan pertambangan yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia pada 7 Juli 2023 ini, diklaimnya memiliki keunggulan berupa C1 cash cost yang efisien dan keselamatan pertambangan yang baik.

C1 cash cost merupakan biaya langsung yang mencakup biaya-biaya yang timbul dalam penambangan dan pengolahan (tenaga kerja, tenaga listrik dan material) ditambah dengan biaya umum dan administratif lokal, biaya pengangkutan, dan biaya realisasi serta biaya penjualan.

Kebutuhan akan tembaga seiring meningkat dengan jumlah produksi kendaraan listrik di masa depan.

Sebagai catatan, menurut data Global EV Outlook 2023 yang diterbitkan oleh International Energy Agency, pasar mobil listrik global mengalami pertumbuhan eksponensial dengan penjualan melebihi 10 juta pada tahun 2022. Pada 2022, 14 persen dari seluruh mobil baru yang terjual adalah mobil listrik, naik dari sekitar 9 persen pada tahun 2021 dan kurang dari 5 persen pada tahun 2020. (HAK*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button