Diduga Suami Selingkuh dengan Bidan, Ibu Muda di Lotim Nekat Akhiri Hidup dengan Racun

Mataram (NTBSatu) – Seorang ibu rumah tangga berinisial H (23) asal Desa Perigi, Kecamatan Suela, Lombok Timur (Lotim), meninggal dunia setelah menenggak racun pembasmi gulma jenis Paratop.
Korban sempat mendapat perawatam selama sepekan di RSUD dr. R. Soedjono Selong, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Kasi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman, membenarkan insiden tragis tersebut. Ia menjelaskan, korban sempat dirujuk ke rumah sakit setelah awalnya mendapat penanganan di Puskesmas Suela.
“Kondisi korban sempat membaik, tetapi setelah seminggu menjalani perawatan, korban meninggal dunia,” ungkap Osman, Selasa, 19 Agustus 2025.
Peristiwa bermula pada Sabtu, 9 Agustus 2025 sekitar pukul 11.00 Wita, ketika saksi bernama Inaq Delfin menerima telepon dari suami korban, Nurul Azmi, yang sedang berada di Loang Baloq, Kota Mataram.
Saat itu, Azmi meminta saksi segera mengecek kondisi istrinya karena H sebelumnya menghubungi suaminya dan menyatakan keinginan untuk mengakhiri hidup.
Menindaklanjuti permintaan tersebut, Inaq Delfin langsung menuju rumah korban yang tidak jauh dari kediamannya.
Setibanya di lokasi, ia mendapati korban sedang menenggak cairan beracun menggunakan gelas kaca bening. Saksi spontan merebut gelas tersebut, namun racun telah masuk ke tubuh korban.
Karena panik, Inaq Delfin berusaha menghubungi kerabat terdekat melalui ponsel, tetapi tidak ada yang menjawab.
Ia kemudian keluar rumah untuk mencari pertolongan hingga para tetangga berdatangan. Warga bersama-sama mengangkat korban ke dalam mobil dan melarikannya ke Puskesmas Suela.
Polisi menduga aksi nekat korban dipicu isu perselingkuhan sang suami dengan seorang bidan yang bertugas di salah satu rumah sakit di Lombok.
“Informasi yang kami terima, korban mengetahui perselingkuhan suaminya dengan seorang bidan,” jelas Osman.
Kasus ini menambah daftar panjang peristiwa tragis akibat masalah rumah tangga di Lombok Timur. Aparat kepolisian mengimbau masyarakat agar segera mencari bantuan dan dukungan ketika menghadapi tekanan psikologis untuk mencegah insiden serupa terulang. (*)