Cek Fakta: Benarkah Mees Hilgers Masih Pakai Paspor Belanda Meski Masuk Timnas Indonesia?

Mataram (NTBSatu) – Status kewarganegaraan Mees Hilgers kembali mencuat ke publik usai media asal Belanda, Twente Insite mengungkap temuan mengejutkan.
Meski telah memperkuat Timnas Indonesia, bek FC Twente itu ternyata masih tercatat sebagai warga negara Belanda.
“Mees Hilgers juga merupakan pemain Uni Eropa (UE) karena kewarganegaraan Belandanya, meskipun ia bermain secara internasional untuk Indonesia,” bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari TVOnenews.com, Selasa, 1 Juli 2025.
Pernyataan ini langsung memicu keraguan mengenai keabsahan proses naturalisasi sang pemain. Padahal, hukum di Indonesia tidak mengakui kewarganegaraan ganda untuk orang dewasa.
Seseorang yang resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) wajib melepaskan status kewarganegaraan sebelumnya. Artinya, jika Mees Hilgers benar telah menjadi WNI, maka ia tidak seharusnya masih menyandang paspor Belanda.
Namun, realitasnya justru sebaliknya. Klub asalnya, FC Twente, masih mengategorikan Hilgers sebagai pemain Uni Eropa. Dengan status itu, ia tidak terkena aturan kuota pemain non-UE di Eredivisie, yang terkenal memberlakukan regulasi ketat dan mahal terhadap pemain luar Eropa.
Sebagai gambaran, klub-klub Belanda wajib membayar gaji minimum sebesar €608.841 per tahun untuk pemain non-UE berusia di atas 21 tahun. Sementara pemain di bawah 21 tahun harus menerima paling tidak €304.420.
Bagi klub seperti FC Twente yang memiliki anggaran terbatas, kehadiran pemain seperti Hilgers sebagai warga UE menjadi keuntungan signifikan secara finansial dan administratif.
Situasi ini memunculkan berbagai spekulasi. Apakah proses pencabutan kewarganegaraan Belanda belum sepenuhnya selesai?, atau ada celah hukum untuk mempertahankan status Uni Eropa-nya demi kemudahan regulasi klub?.
Kasus Mees Hilgers pun dikhawatirkan bukan satu-satunya. Beberapa pemain naturalisasi Indonesia yang merumput di luar negeri kemungkinan mengalami kondisi serupa.
Proses legal dan administratif mereka perlu mendapat perhatian serius agar tidak menimbulkan konflik kepentingan, baik dari sisi hukum internasional maupun etika olahraga.
Hingga sekarang, belum ada klarifikasi resmi dari pihak PSSI, Mees Hilgers, maupun pemerintah Indonesia soal laporan tersebut. (*)