Kabupaten BimaLingkungan

Terpanjang di Indonesia, Sape Bima Catat Rekor 214 Hari Tanpa Hujan

Mataram (NTBSatu) – Kecamatan Sape di Kabupaten Bima, mencatat rekor sebagai wilayah dengan hari tanpa hujan (HTH) terpanjang di Indonesia sepanjang tahun 2024.

HTH adalah kondisi ketika curah hujan di suatu wilayah berada di bawah 1 milimeter atau tidak terjadi hujan sama sekali selama satu hari.

Durasi panjang ini menjadi indikator penting dalam memantau potensi kekeringan meteorologis. Akibatnya bisa berdampak luas terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sape mengalami hari tanpa hujan selama 214 hari. Hal ini menjadikannya sebagai daerah dengan durasi kekeringan tertinggi secara nasional.

Data ini menunjukkan bahwa NTB menjadi salah satu provinsi dengan tantangan iklim yang signifikan pada 2024.

IKLAN

Selain Sape, dua wilayah lain di NTB juga masuk dalam daftar delapan besar wilayah dengan HTH terpanjang. Yaitu Kecamatan Moyo Hilir di Kabupaten Sumbawa dan Swela di Kabupaten Lombok Timur.

Kecamatan Moyo Hilir tercatat mengalami 196 hari tanpa hujan, menjadikannya wilayah keempat dengan durasi HTH terpanjang secara nasional. Sementara itu, Kecamatan Swela mengalami 174 hari tanpa hujan, menempatkannya di posisi keenam dalam daftar tersebut.

Fenomena hari tanpa hujan ini menimbulkan keprihatinan, terutama terkait dampaknya terhadap sektor pertanian, ketersediaan air bersih, dan kelestarian lingkungan di wilayah NTB.

IKLAN

Masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidup pada pertanian, maka hal ini menjadi tantangan besar karena bisa mengakibatkan gagal panen.

Pemda di NTB diharapkan mengambil langkah strategis untuk mitigasi dampak kekeringan. Termasuk pengelolaan sumber daya air yang lebih efisien, penyediaan sumur bor, dan kampanye hemat air kepada masyarakat.

Kondisi iklim yang ekstrem seperti ini menjadi pengingat penting akan urgensi penanganan perubahan iklim dan perlunya kebijakan adaptif berbasis data iklim.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, diharapkan wilayah NTB dapat lebih tangguh menghadapi tantangan iklim di masa mendatang. (*)

IKLAN

Berita Terkait

Back to top button