ADVERTORIALBappeda NTB

KSB Perkuat Posisi Magnet Investasi NTB, Modal Masuk Tembus Rp45 Triliun

Mataram (NTBSatu) – Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), kembali mencatatkan dominasinya dalam peta investasi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sepanjang 2024, total modal yang masuk ke daerah ini mencapai sekitar Rp45 triliun. Sehingga, menjadi kontribusi terbesar baik dari sisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Data DPMPTSP Provinsi NTB menunjukkan, realisasi PMDN di KSB mencapai Rp38,9 triliun atau 89 persen dari total PMDN NTB. Angka tersebut jauh melampaui kabupaten dan kota lainnya.

Selama lima tahun terakhir, KSB memang konsisten menjadi tujuan utama investor, terutama karena aktivitas tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang terus berkembang dan ikut menggerakkan sektor lain di sekitarnya.

Untuk Penanaman Modal Asing, KSB juga memimpin dengan nilai Rp6 triliun atau lebih dari 55 persen dari total PMA NTB tahun 2024. Adapun Kabupaten Dompu berada di posisi kedua dengan dorongan kegiatan PT Sumbawa Timur Mining.

Kepala Bappeda Provinsi NTB, Iswandi menyebutkan, capaian investasi ini menjadi perhatian penting dalam penyusunan RPJMD NTB 2025–2029.

“KSB kini menjadi pusat pergerakan modal di NTB. Yang perlu dijaga adalah bagaimana investasi besar ini memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan pembangunan daerah,” ujarnya, Jumat, 21 November 2025.

Hingga kini, sektor pertambangan masih menjadi penyumbang terbesar investasi NTB, lalu perindustrian dan pariwisata. “Melihat investasi yang hampir menyentuh Rp45 triliun, KSB diperkirakan tetap menjadi pusat pertumbuhan modal NTB dalam beberapa tahun ke depan,” tambahnya.

Dalam RPJMD 2025-2029, pemerintah provinsi menyiapkan sejumlah langkah untuk memperkuat iklim investasi. Mulai dari penyederhanaan perizinan melalui OSS, percepatan penyediaan infrastruktur dasar, hingga perluasan kawasan industri.

“Pemerintah harus hadir dengan proses perizinan yang cepat dan pasti. Investor tidak boleh diperlambat oleh regulasi yang berbelit, karena kecepatan pelayanan adalah kunci persaingan antar daerah,” tegas Iswandi. (*)

Berita Terkait

Back to top button