Bahaya Glaukoma, RS Mata NTB Ingatkan Penyakit “Pencuri Penglihatan”
Mataram (NTBSatu) – Menjelang peringatan World Sight Day (WSD) 2025 yang jatuh pada Kamis, 9 Oktober mendatang, Rumah Sakit Mata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengingatkan masyarakat akan bahaya glaukoma — penyakit mata yang kerap dijuluki sebagai “pencuri penglihatan.”
Dokter spesialis mata RS Mata NTB, dr. Fitriani Hanis, menjelaskan bahwa glaukoma sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal sehingga banyak pasien terlambat menyadarinya.
“Glaukoma disebut pencuri penglihatan karena pada awalnya gejalanya tidak terasa. Tandanya biasanya berupa penurunan penglihatan, peningkatan tekanan bola mata, dan penyempitan lapang pandang,” jelas dr. Fitriani di Mataram, Jumat 10 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, glaukoma berbeda dengan katarak. Jika katarak bisa kembali terang setelah operasi, maka pada glaukoma penglihatan yang hilang tidak dapat dipulihkan, hanya bisa dipertahankan agar tidak semakin memburuk.
“Penyebab glaukoma ada dua, yaitu primer dan sekunder. Glaukoma primer biasanya disebabkan oleh faktor keturunan, sedangkan glaukoma sekunder dapat terjadi akibat penyakit lain seperti peradangan atau penggunaan obat-obatan steroid, misalnya deksametason, dalam jangka waktu lama,” paparnya.
dr. Fitriani menambahkan, individu dengan risiko tinggi perlu melakukan pemeriksaan rutin, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, memiliki riwayat keluarga penderita glaukoma, atau pernah menggunakan steroid dalam jangka panjang.
“Pemeriksaan tekanan bola mata secara berkala sangat penting. Di NTB, saat ini hanya ada dua dokter spesialis glaukoma — satu di Lombok Utara dan satu lagi di RS Mata Provinsi NTB,” ungkapnya.
Terkait World Sight Day 2025 yang mengusung tema “Love Your Eyes”, dr. Fitriani berharap momen ini dapat mendorong kesadaran masyarakat untuk menjadikan kesehatan mata sebagai prioritas.
“Dari tema ini, harapannya setiap orang lebih peduli pada kesehatannya dengan rutin melakukan skrining dan pengobatan yang tersedia. Kami juga berharap layanan kesehatan mata bisa semakin mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,” tutupnya. (*)



