Ekonomi Bisnis

Ramai Tren Aquascape, Pengusaha Ikan Hias di Mataram Raup Omzet Ratusan Juta

Mataram (NTBSatu) – Aquascape, seni menata tanaman air, bebatuan, dan ikan hias dalam akuarium, kini menjadi gaya hidup baru di Kota Mataram. Tak lagi sekadar hobi, tren ini justru membuka peluang bisnis yang nilainya tak main-main.

Salah satu yang merasakan manisnya tren ini adalah Lalu Iqbalul Musdiqi, Ketua Sentra Pasar Ikan Hias Rembiga. Dari kesenangan memelihara ikan, ia kini mampu mengantongi omzet antara Rp100 hingga Rp200 juta per bulan.

“Awalnya hanya hobi. Setelah saya riset ke sentra ikan di Kediri dan Tulungagung, saya lihat pasarnya luar biasa besar. Dari situ saya berani resign (keluar, red) dari hotel dan fokus bangun usaha,” kata Iqbal, Rabu, 17 September 2025.

Koleksi Lengkap, Harga Bervariasi

Di pasar ikan hias Rembiga, pilihan bagi pelanggan sangat beragam. Iqbal dan pedagang lain menyiapkan paket aquascape sesuai isi kantong, mulai dari Rp35 ribu sampai Rp1,5 juta.

Koleksi ikannya pun lengkap, mencapai 180 jenis. Untuk pemula, ada cupang seharga Rp10 ribu dapat empat ekor.

Bagi yang mencari ikan kelas atas, tersedia arwana hingga pari air tawar dengan harga tembus Rp10 juta per ekor. Tak heran banyak orang menyebutnya “ikan sultan”.

Ketua Sentra Pasar Ikan Hias Rembiga Lalu Iqbalul Musdiqi
Ketua Sentra Pasar Ikan Hias Rembiga, Lalu Iqbalul Musdiqi. Foto: Sita Saraswati

Warga Kota Mataram sendiri belakangan gemar memelihara Glowfish, Mas Koki, dan Koi. Permintaan yang terus meningkat, membuat Iqbal rutin mendatangkan 20 ribu ekor ikan dari Jawa setiap minggu.

“Bukan hanya orang Mataram yang belanja di sini. Pembeli dari Sumbawa, Dompu, sampai Bima juga bergantung pada pasokan ikan dari Rembiga,” ujarnya.

Perawatan Mudah

Aquascape makin diminati karena perawatannya tidak ribet. Pemilik cukup membersihkan akuarium secara berkala, mengganti sebagian air, dan menambahkan pH korektor jika memakai air PDAM.

“Siapa pun bisa mulai. Anak muda, keluarga, bahkan pemula pun bisa ikut menikmati. Dari hobi kecil, bisa jadi investasi besar,” kata Iqbal.

IKLAN

Kini ada sekitar 30 pedagang yang bergabung di Sentra Pasar Ikan Hias Rembiga. Bersama-sama mereka berupaya menjadikan pasar ini sebagai pusat ikan hias terbesar di NTB. Bahkan, pasar di Sumbawa, Bima, dan Dompu sangat bergantung pada pasokan ikan hias dari Kota Mataram.

Iqbal berharap, ke depan kawasan ini lebih representatif, baik untuk pembeli grosir maupun ritel. Ia juga sudah mulai melirik pasar Nusa Tenggara Timur (NTT) karena peluangnya sangat besar.

“Pasar ikan hias harus lebih dikenal. Bukan hanya jadi tempat jual beli, tapi juga pusat kreativitas dan edukasi aquascape,” tutupnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button