Kota Mataram

Bedah Buku “Dari Sumbawa Menggapai Puncak Eiffel”, Kisah Perjuangan Putra NTB Menembus Batas

Mataram (NTBSatu) – Forum Mahasiswa Hukum Samawa (FMHS), resmi menggelar kegiatan Bedah Buku dan Pelantikan Kepengurusan dalam rangka Dies Natalis FMHS 2025. Acara ini berlangsung pada Senin, 23 Juni 2025 malam, di Gedung Theater Tertutup Taman Budaya Provinsi NTB.

Kegiatan bedah buku ini mengulas karya inspiratif berjudul “Dari Sumbawa Menggapai Puncak Eiffel”. yang ditulis oleh Nurdin Ranggabarani. Buku tersebut mengangkat kisah perjuangan Dr. Lalu Mala Sjariffudin, tokoh intelektual asal Sumbawa yang berhasil meraih gelar Doktor di Prancis pada era 1970-an.

“Dr. Mala ini adalah doktor pertama dari NTB. Ia menempuh pendidikan dasar di Sumbawa, kemudian berani merantau sendiri ke Makassar untuk melanjutkan SMP. Setelah itu, ia menimba ilmu di Surabaya dan Universitas Indonesia. Sebelum akhirnya melanjutkan S2 dan S3 di Universitas Pantheon, Prancis,” ungkap Nurdin saat menyampaikan sambutan dalam acara tersebut.

Nurdin menegaskan, dalam disertasi doktoralnya yang berjudul L’Administration Locale en Indonesie, Dr. Mala telah mengusung gagasan tentang otonomi daerah jauh sebelum konsep itu diterapkan di Indonesia.

IKLAN

“Disertasi setebal 602 halaman ini merekomendasikan desentralisasi dan otonomi, sebagai solusi untuk membangun kemandirian daerah,” ujarnya.

Menurut Nurdin, pemikiran Dr. Mala menjadi antitesis dari pengetahuan umum yang menyebut Ryaas Rasyid sebagai Bapak Otonomi Daerah.

“Faktanya, ide tentang otonomi daerah telah dituangkan oleh Dr. Mala, dalam disertasi ilmiah di tahun 1970-an. Jauh sebelum reformasi bergulir dan konsep itu diterapkan,” lanjutnya.

IKLAN

Jadi Pembelajaran Sebuah Kemauan dan Kesungguhan

Pemimpin Umum Suara NTB, Agus Talino yang turut menjadi pembedah buku, menggarisbawahi tentang kemauan dan kesungguhan Dr. Mala dalam menggapai impiannya. Bahkan jarang digapai generasi sekarang di tengah banyaknya kemudahan akses.

“Dr. Mala seakan memberi tahu kita bahwa sukses itu ada syaratnya. Bayangkan bagaimana mungkin Dr. Mala yang baru lulus SD langsung merantau ke Makassar, jika dia tidak memiliki keinginan dan kesungguhan,” jelas wartawan senior NTB tersebut.

Agus menambahkan, generasi muda sekarang sangat penting membaca buku ini. “Dr. Mala mengajarkan bahwa siapa pun bisa menjadi apa pun jika memenuhi syarat perjuangan itu,” tutupnya.

IKLAN

Buku ini harapannya menjadi pemicu semangat untuk meneladani perjuangan Dr. Mala, sehingga lahirnya “Mala Sjarifuddin” baru dari setiap generasi di NTB.

Buku “Dari Sumbawa Menggapai Puncak Eiffel” kini menjadi bacaan wajib bagi para akademisi, mahasiswa. Serta, masyarakat umum yang ingin memahami makna ketekunan, idealisme, semangat menembus batas, dan pikiran yang melampaui zaman.

FMHS berharap karya ini mampu membangkitkan semangat pemuda NTB untuk melahirkan tokoh-tokoh besar masa depan. (*)

Berita Terkait

Back to top button