Hingga September, Korban TPPO di NTB Sebanyak 210 Orang

Mataram (NTB Satu) – Hingga akhir bulan September 2023, Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Polda NTB telah mencatat setidaknya sebanyak 210 warga NTB menjadi korban perdagangan orang. Kasubdit IV Unit PPA Direktorat Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Ni Made Pujawati mengatakan, 210 orang itu terdiri dari 170 laki-laki. Kemudian 40 lainnya adalah perempuan. “Itu jumlah warga NTB yang menjadi korban TPPO yang kami catat,” katanya, Selasa, 26 September 2023. Sementara untuk jumlah tersangka, sebanyak 50 orang. 29 orang di antaranya merupakan laki-laki dan 21 orang lainnya adalah perempuan. Ratusan korban itu muncul dari 31 laporan TPPO yang masuk ke Ditreskrimum Polda NTB hingga akhir September 2023. Sebagian besar berkas laporan tersebut sudah diserahkan oleh pihaknya ke kejakasaan. “Kerja kami dengan teman-teman jajaran itu semua sebagian besar berkas sudah di kejakasaan. Tinggal komunikasi yang intens dengan kejakasaan,” bebernya. Baca Juga : Petani dari Desa Marga Karya juga Diperiksa Kejari Dugaan Korupsi KUR Sumbawa Maksimalkan DBH-CHT 2023, Satpol PP NTB Aktif Lakukan Penyuluhan Rokok Ilegal Waspada Buaya Berkeliaran di Sekotong Lombok Barat, Polisi Pasang Peringatan Berdayakan DBH-CHT 2023, Satpol PP NTB Fokus Tekan Peredaran Rokok Ilegal Yuk Cari Tahu 3 Program Khusus Satpol PP NTB untuk Manfaatkan DBH-CHT 2023 Kasus perdagangan orang, sambung perempuan berkacamata ini, menjadi atensi khusus Polda NTB. Hal itu sebagai bentuk komitmen bahwa kasus TPPO di NTB menjadi ancaman serius bagi masyarakat. “Untuk meyakinkan bahwa kasus ini benar masalah. Yang menjadi tersangka, pembuktiannya berdasarkan fakta peristiwa. Mereka harus bertanggung jawab,” tegasnya. Saat disinggung alasan fenomena perdagangan orang kerap ditemukan di NTB, Puje mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi faktornya. Pertama, dari masyarakat itu sendiri, tidak sedikit masyarakat merasa bangga bekerja di luar negeri. “Bisa kita lihat bagaimana waktu mereka pulang bekerja (di luar negeri), ada kebanggaan bagi masyarakat,” jelasnya. Faktor lainnya adalah tergiurnya masyarakat dengan iming-iming gaji yang jauh lebih besar dibanding bekerja di Indonesia. Menurut Pujawati, besarnya angka yang dijanjikan juga tidak terlepas dari alasan masyarakat NTB bekerja di luar negeri. Baca Juga : Petani dari Desa Marga Karya juga Diperiksa Kejari Dugaan Korupsi KUR Sumbawa Maksimalkan DBH-CHT 2023, Satpol PP NTB Aktif Lakukan Penyuluhan Rokok Ilegal Waspada Buaya Berkeliaran di Sekotong Lombok Barat, Polisi Pasang Peringatan Berdayakan DBH-CHT 2023, Satpol PP NTB Fokus Tekan Peredaran Rokok Ilegal Yuk Cari Tahu 3 Program Khusus Satpol PP NTB untuk Manfaatkan DBH-CHT 2023 “Itu menjadi faktor yang mencuri perhatian warga kita,” sebutnya. Hal itu juga berbenturan dengan ketidaksiapan warga untuk bekerja di luar negeri. Pujawati menjelaskan, banyak warga terbang ke negara lain padahal di sisi lain dirinya sadar bahwa keterampilannya untuk bekerja terbatas. “Namun, lagi-lagi karena iming-iming gaji mengakibatan sedikit membutakan matanya untuk mengambil resiko,” ujarnya. Untuk di wilayah NTB, sambungnya, rata-rata di setiap daerah selalu ditemukan korban TPPO. Meski begitu, ditegaskan kembali bahwa dengan adanya Satgas di Polda NTB, penanganan kasus ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “Dibanding tahun lalu, jelas penanganannya lebih maksimal. Karena ada tahun ini sudah ada Satgas,” tutupnya. (KHN) Baca Juga : Petani dari Desa Marga Karya juga Diperiksa Kejari Dugaan Korupsi KUR Sumbawa Maksimalkan DBH-CHT 2023, Satpol PP NTB Aktif Lakukan Penyuluhan Rokok Ilegal Waspada Buaya Berkeliaran di Sekotong Lombok Barat, Polisi Pasang Peringatan Berdayakan DBH-CHT 2023, Satpol PP NTB Fokus Tekan Peredaran Rokok Ilegal Yuk Cari Tahu 3 Program Khusus Satpol PP NTB untuk Manfaatkan DBH-CHT 2023