Mataram (NTBSatu) – Organisasi Muhammadiyah memiliki perguruan tinggi yang dikenal dengan nama Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Setiap PTM yang hadir di berbagai daerah, pasti identik dengan Keislaman dan Muhammadiyah.
Namun, ternyata terdapat delapan PTM di Indonesia yang dijuluki sebagai Kampus Kristen Muhammadiyah (Krismuha). Sebab, 70 sampai 80 persen mahasiswanya beragama Kristen dan Katolik.
Hal ini menunjukkan betapa toleransi-inklusif sebuah organisasi besar Islam di Indonesia yang melakukan pelayanan sosial, kesehatan, dan pendidikan.
Baca Juga : P2G Kritisi Janji Pasangan Capres-Cawapres terhadap Guru
Bahkan, wujud toleransi-inklusif ini telah dijalankan Muhammadiyah sejak awal berdiri dan pernah dipuji oleh Dokter Soetomo dalam pidatonya pada tahun 1924.
Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menyebut, saat ini sudah ada delapan PTM yang masuk dalam kategori Kampus Krismuha.
“PTM tersebut adalah Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Universitas Muhammadiyah Sorong, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Manokwari, Universitas Muhammadiyah Papua di Jayapura, Universitas Muhammadiyah Kupang, STKIP Muhammadiyah Kalabahi di Alor, Universitas Muhammadiyah Maumere, dan Universitas Muhammadiyah Manado,” ungkapnya, dikutip dari Muhammadiyah.or.id, Selasa, 5 Desember 2023.
Meski mayoritas mahasiswanya beragama Kristen dan Katolik, kata Sayuti, mereka hafal “lagu kebangsaan” Muhammadiyah, yakni Sang Surya yang selalu dinyanyikan pada acara-acara formal tertentu.
Baca Juga : 64,07 Persen Petani Milenial di NTB Sudah Adopsi Teknologi Digital