ADVERTORIAL

Brida NTB Dorong OPD dan Masyarakat Berinovasi

Mataram (NTB Satu) – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi semakin gencar mendorong pemerintah daerah untuk melakukan inovasi. Di NTB, dorongan serupa juga sedang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB.

Dorongan tersebut tertuang dalam program “One Agency One Innovation” untuk mendukung pelayanan reformasi birokrasi dan mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik.

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Inovasi dan Teknologi Brida NTB, Lalu Suryadi, SP. MM., menjelaskan tujuan program tersebut agar setiap perangkat daerah melahirkan minimal satu inovasi.

“Sehingga jika itu terjadi, maka setiap tahunnya terdapat inovasi dari satu perangkat daerah, satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hal ini yang terus kita dorong agar kualitas pelayanan publik di setiap kabupaten/kota di NTB terus meningkat,” ungkapnya, Senin, 7 Agustus 2023.

Langkah nyata agar setiap OPD ini bisa melahirkan minimal satu inovasi, ujarnya, melalui pejabat yang mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (diklatpim).

IKLAN

“Di diklat pim itu, ada kewajiban untuk membuat proyek perubahan. Kalau setiap pejabat yang mengikuti diklat itu ada proyek perubahan, maka itu pun inovasi. Nantinya ditindaklanjuti dengan penyusunan dokumen, regulasi, dan pengalokasian anggaran,” lanjutnya.

Namun, secara nyata hal tersebut belum terlihat, sehingga pihaknya harus melakukan lomba-lomba dan memberikan reward kepada OPD bersangkutan.

“Sebenarnya apabila dengan diklat pim itu benar-benar dilakukan, maka tidak akan susah minimal satu inovasi itu lahir. Tetapi, hal ini masih perlu penyempurnaan sehingga kami di Brida NTB mendorong OPD untuk berinovasi dengan lomba-lomba dan memberikan reward,” tuturnya.

Selain itu, Brida NTB sebagai lembaga yang mengkoordinir inovasi fokusnya bukan hanya pada birokrasi saja, tetapi mendorong masyarakat juga untuk berinovasi.

“Sebab, konsep inovasi ini yang akan membuat masyarakat sejahtera. Kalau kita tidak inovatif, tertinggal kita. Apalagi saat ini banyak masyarakat yang mencari makan dengan berinovasi,” jelasnya.

Suryadi mencontohkan, kalau orang sudah menjualkan produk yang dilahirkannya melalui internet, produknya bisa dibeli di belahan dunia mana pun, tetapi faktanya masih jual di sekitar saja.

“Maka dari itu kita coba gerakkan UMKM kita bagaimana peralatan dan mesinnya bisa bersaing dengan yang ada di luar. Misalnya roasting kopinya masih manual, kita dorong untuk melahirkan mesin roasting dengan android. Sehingga masyarakat ini bisa melek teknologi dan bersaing dengan industri luar, kalau kita masih biasa saja maka gimana mau bersaingnya,” tutupnya. (JEF/*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button