Mataram (NTB Satu) – Berdasarkan hasil evaluasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Nusa Tenggara Barat, salah satu program unggulan Gubernur NTB, Zero Waste sudah berjalan efektif, baik dari segi regulasi, pengelolaan, edukasi, dan industrialisasi sampah.
DLHK NTB menyatakan program zero waste sudah efektif pada akhir masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB. Berdasarkan data DLHK NTB, program sampah di NTB yang sudah efektif, di antaranya mendorong terbangunnya regulasi pengelolaan sampah, termasuk membatasi penggunaan plastik sekali pakai di setiap kabupaten/kota.
“Beberapa TPA regional yang semula hanya menjadi tempat penimbunan, sekarang sudah menjadi tempat pemrosesan sudah terbangun beberapa fasilitas seperti pengelolaan gas, panen kresek, pengelolaan IPL untuk memastikan limbah cair jauh lebih terkelola,” jelas Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan, DLHK NTB, Firmansyah, Jumat, 4 Agustus 2023.
Firmansyah menambahkan, saat ini masyarakat sudah membangun 12 pusat pengelolaan sampah organic yang dibangun dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam bentuk kandang magot. Hal tersebut mendorong upaya pengelolaan sampah organik.
“Selain itu juga terkait kegiatan gotong royong. Alhamdulillah sudah kembali muncul, terutama yang dilakukan oleh komunitas kemudian pemerintah desa dengan mahasiswa,” tambahnya.
Baca Juga:
- MDMC Gelar Program “Karang Tangguh” di NTB, Upaya Tekan Risiko Dampak Bencana
- Debat Baru Mulai, Calon Wali Kota Bima Nomor Urut 3 Tinggalkan Podium
- Senator Evi Apita Maya Tegaskan Dukung Zul-Uhel di Pilgub NTB 2024
- SMKPP Negeri Bima akan Teruskan Pertanian Berkelanjutan
Selain itu dari segi edukasi dan kampanye, pihak DLHK NTB belum bisa mengukur kesadaran masyarakat. Namun DLHK NTB sudah melakukan tatap muka lebih dari 13 ribu orang terkait dengan pengelolaan dan pengolahan sampah selama tiga tahun setengah.
“Tahun 2023 kami melakukan edukasi bukan saja dari Pemprov, tetapi masyarakat mulai meminta untuk diberikan edukasi dan pembinaan, sehingga muncul ide plastik sekali pakai, tong sampah lingkar kawasan baik hutan ekonomi khusus dan lain sebagainya,” tuturnya.
Sementara itu terkait dari sisi kerja sama, Pemprov NTB sudah membangun kerja sama dengan beberapa pihak dan universitas, baik dari dalam maupun luar negeri. Terbaru, kerja sama dengan University of Hamburg Jerman yang berfokus pada bidang waste management.
“Bisa dilihat dari terbangun kerja sama antara Pemprov dengan beberapa pihak, semenjak ada program zero waste kita buat jembatan kerja sama antara pihak provinsi dan kabupaten kota, karena kita sadari bahwa kewenangan pemerintah provinsi fokus di pengelolaan sampah regional,” jelasnya.
Lebih lanjut tentang target industrialisasi, Firmansyah menjelaskan bahwa target industrialisasi sudah tercapai jika melihat dari beberapa aspek, termasuk Block Solutions yang sudah diresmikan.
“Alhamdulillah sudah sesuai dengan target, tahun ini juga sudah terbangun TPST RDF kapasitas 120 ton sehari, 42 rumah magot yang terdata di NTB, industri pengolahan limbah medis, dan Block Solutions sudah launching,” pungkasnya. (WIL)