INTERNASIONAL

AS Bombardir Fasilitas Nuklir Iran: Pemimpin Dunia Bereaksi Keras, Indonesia Masih Bungkam

Mataram (NTBSatu) – Krisis Timur Tengah kembali mendidih setelah Amerika Serikat (AS) menggempur tiga situs nuklir strategis Iran, yakni Natanz, Isfahan, dan Fordow pada Minggu, 22 Juni 2025.

Presiden AS Donald Trump mengklaim serangan terhadap situs nuklir Iran “sukses besar” dan langsung mengundang reaksi keras dari berbagai penjuru dunia.

“Ini adalah momen bersejarah bagi AS, Israel, dan dunia. Iran sekarang harus setuju untuk mengakhiri perang ini,” ujar Trump di platform Truth Social.

Israel Dukung Penuh, Blok Timur Tengah dan Amerika Latin Mengutuk

Israel, sekutu utama AS, langsung menyatakan dukungan penuh. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut aksi Trump sebagai “keputusan berani yang akan mengubah sejarah.”

IKLAN

Sebaliknya, sejumlah negara Amerika Latin seperti Venezuela, Kuba, dan Meksiko mengutuk keras serangan tersebut.

Venezuela, melalui Menteri Luar Negeri Yvan Gil menyebutnya sebagai agresi militer yang melanggar hukum internasional.

Lalu Kuba, lewat Presiden Miguel Díaz-Canel, menyampaikan pernyataan di platform X. Ia memperingatkan bahwa tindakan AS dapat menjerumuskan umat manusia ke dalam krisis global.

IKLAN

Dan Meksiko, dengan nada lebih diplomatis, lewat pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, menyerukan penyelesaian damai melalui jalur dialog..

PBB: Ancaman Global yang Bisa Lepas Kendali

Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan,  tindakan militer AS merupakan eskalasi berbahaya di kawasan yang sudah tidak stabil.

“Risiko konflik meluas kini sangat tinggi. Dampaknya bisa menghancurkan kehidupan warga sipil dan mengguncang stabilitas global,” tegasnya.

IKLAN

Guterres menyerukan de-eskalasi dan menolak segala bentuk solusi militer, menekankan pentingnya diplomasi sebagai satu-satunya jalan damai.

Blok Perlawanan Islam: Hamas & Houthi Siap Membalas

Di Timur Tengah, kelompok perlawanan Hamas mengutuk agresi AS yang mereka sebut “pelayan agenda Zionis”, dan menyatakan solidaritas penuh dengan Iran.

Kelompok Houthi Yaman bahkan melontarkan ancaman langsung ke Washington.

“Amerika akan menanggung akibat dari agresi ini,” tegas Hezam al-Assad, anggota senior Biro Politik Houthi.

Indonesia Masih Bungkam di Tengah Krisis Global

Di tengah derasnya gelombang reaksi global, pemerintah Indonesia belum mengeluarkan pernyataan resmi. Hingga berita ini diturunkan, Kementerian Luar Negeri RI belum merilis komentar atau sikap terkait serangan militer AS terhadap Iran.

Ketidakhadiran suara dari Jakarta menjadi sorotan

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan anggota aktif OKI, GNB, serta Dewan HAM PBB, posisi Indonesia dinilai strategis dalam menyeimbangkan narasi kekuatan global dan diplomasi. (*)

Berita Terkait

Back to top button