Mataram (NTB Satu) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB sukses melaksanakan Gebyar Pilah Sampah pada Jumat, 10 Februari 2023 di halaman Kantor Gubernur NTB. Gelaran ini berlangsung meriah dan dihadiri ribuan orang, termasuk siswa-siswi dan pemerhati lingkungan di NTB.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah M.Pd., yang turut hadir mengatakan, 10 Februari 2023 adalah Hari Sampah Nasional. Ia menilai momentum tersebut cukup penting untuk menguatkan kembali komitmen Pemprov NTB dalam mengelola permasalahan sampah. Menurut Rohmi, permasalahan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan perusahaan, melainkan tanggung jawab dari seluruh elemen masyarakat.
“Masyarakat NTB harus sadar bahwa pemilahan sampah memiliki banyak sekali manfaat. Pemilahan sampah, harus dimulai dari diri sendiri sejak di dalam rumah. Untuk mewujudkan NTB Bebas Emisi pada tahun 2050, telah banyak pihak yang membantu, yaitu bank sampah yang ada di sekolah, perguruan tinggi, dan lain-lain,” ungkap Rohmi.
Rohmi menyatakan, permasalahan mengenai tata kelola sampah harus dimulai sejak dalam sekolah. Oleh karena itu, Pemprov NTB menargetkan seluruh SMA, SMK, dan SLB untuk menjadi sekolah bersih dan sehat. Target tersebut telah ditetapkan sejak dua tahun lalu.
Ke depannya, Rohmi mengharapkan agar siswa-siswi paham soal isu lingkungan. Siswa-siswi perlu diingatkan soal bahaya buang sampah sembarangan. Sehingga, siswa-siswi dapat memulai dari dirinya sendiri untuk menangani permasalahan sampah.
“Kami juga telah mengusahakan agar kantor-kantor organisasi perangkat daerah Pemprov NTB menerapkan system eco-office. Jadi, sampah yang berada di kantor-kantor Pemprov NTB sudah terkelola dengan baik,” terang Rohmi.
Selain itu, Rohmi menceritakan, masih banyak masyarakat yang tidak memperhatikan soal larangan penggunaan karangan bunga yang telah diatur dalam Surat Edaran Gubernur NTB. Di dalam edaran tersebut, tidak diperbolehkan menggunakan karangan bunga. Sebab, plastik yang digunakan untuk membuat karangan bunga sangat sulit terurai.
“Karangan-karangan bunga sebaiknya diganti dengan bunga dan pohon yang hidup. Begitu pula dengan acara seremoni, jangan lagi melepas balon dan lampion yang dapat membahayakan alam dan membuat volume sampah plastik makin meningkat,” ujar Rohmi.
Apabila terdapat acara seremoni, Rohmi menyarankan agar sebaiknya diiringi dengan acara tanam pohon. Apabila ingin melepas sesuatu, Rohmi merekomendasikan untuk melepas merpati. Ia beranggapan bahwa dua hal tersebut tidak akan merugikan siapapun.
“Pikiran orang-orang akan tata kelola sampah sudah semestinya diubah. Pikiran soal tata kelola sampah harus muncul dari diri sendiri, jangan hanya karena takut dihukum lantaran melanggar aturan. Berbagai strategi tentang tata kelola sampah adalah strategi menuju NTB Bebas Emisi pada tahun 2050,” tandas Rohmi.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Julmansyah S.Hut., M.Ap., mengatakan, Gebyar Pilah Sampah adalah edukasi untuk menguatkan pikiran tata kelola soal sampah yang dapat membuat NTB Bebas Emisi pada tahun 2050 makin nyata untuk diraih.
Selain itu, Gebyar Pilah Sampah adalah acara yang melibatkan pengunjung dalam skala yang banyak. Gelaran tersebut hendak memperlihatkan soal betapa beragamnya praktik-praktik pengelolaan sampah yang dapat menjadi strategi menyukseskan NTB Zero Waste.
“Di dalam acara ini, ada 40 pihak yang terlibat, yaitu komunitas, sekolah, dan kelompok yang memiliki strategi tersendiri untuk mengelola sampah di tempatnya masing-masing. Saya melihat bahwa 40 pihak tersebut telah dapat menjadikan sampah sebagai sumber daya utama untuk mencukupi kehidupan,” ungkap Julmansyah.
Julmansyah memilih banyak jenis tata kelola sampah agar masyarakat yang hadir dapat melihat dan meniru aneka jenis pengelolaan sampah yang ada di dalam Gebyar Pilah Sampah. Ia mengharapkan agar spirit mengenai sampah adalah sumber daya dapat ditularkan kepada masyarakat luas.
Disinggung mengenai keterlibatan siswa-siswi di Gebyar Pilah Sampah, Julmansyah menjawab, siswa-siswi yang hadir di dalam Gebyar Pilah Sampah kelak akan menjadi dewasa. Dengan pengetahuan yang benar soal tata kelola sampah, maka siswa-siswi tersebut akan menjadi orang tua yang dapat mengajarkan soal penanganan sampah yang baik di masa depan. Dinas LHK NTB telah mengarahkan agar siswa-siswi di NTB dapat bermitra dengan Bank Sampah yang ada di sekitar sekolahnya.
“Kami mengharapkan agar gerakan pemilahan sampah berbasis sekolah dapat menjadi hal yang baik dan ditiru oleh masyarakat NTB. Dengan melibatkan 3000 siswa-siswi, saya mengharapkan gaung dari Gebyar Pilah Sampah dapat menyebar hingga ke daerah yang paling jauh di NTB, atau daerah-daerah yang belum data mengikuti acara,” pungkas Julmansyah. (GSR)