Mataram (NTB Satu) – Pemprov NTB melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB turut bersikap terkait dugaan pencemaran Teluk Bima. DLHK sedang melakukan upaya klarifikasi ke DLHK Kota Bima terkait material yang menjadi penyebab pencemaran.
“Saya sedang minta klarifikasi ke Dinas LH Kabupaten (Bima) namun belum dijawab. Kita nunggu info dari kabupaten. Belum tahu meterial apa,” kata Kadis DLHK Provinsi NTB, Madani Mukarom kepada ntbsatu.com.
Kabar Teluk Bima yang tertutup material berwarna cokelat itu baru sebatas diterimanya via whatsapp. Posisi pihaknya pun masih menunggu kabar pasti dari pemda setempat. Karena area Teluk Bima masuk dua wilayah, klarifikasi juga dilakukan ke DLHK Kota Bima. Karena sampai saat ini, limbah merambat ke Pantai Lawata dan Amahami Kota Bima.
“Saya baru dikonfirmasi di WhatsApp grup saja. Sedang dicek sama LH Kota Bima. Belum ada dugaan jenis material apa di sana itu. Itu kan di Teluk Bima posisinya. Yang jelas sedang dicek sama teman-teman LH Kota Bima, baru kita dapat hasilnya,” paparnya.
Keresahan akibat pencemaran Teluk Bima itu juga dirasakan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB. Apalagi dampaknya sudah dirasakan, seperti biota laut banyak yang mati, termasuk ekosistem perairan rusak.
“Butuh waktu untuk pemulihan,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Muslim, ST, M. Si.
Lebih mengkhawatirkan lagi, implikasinya hasil tangkapan nelayan menurun, estetika Perairan Lawata Bima sebagai Destinasi wisata laut juga menjadi tidak menarik lagi dan tidak aman untuk mandi para pengunjung.
Permukaan Teluk Bima Rabu 27 April 2022 hari ini terlihat aneh, berwarna cokelat dan terlihat kotor. Dari kejauhan nampak seperti gurun pasir sehingga jadi tontonan warga.
Kesaksian Warga Limbah Berminyak
Informasi dari warga setempat, permukaan air laut ditutupi seperti gumpalan salju namun berwana cokelat pekat. Ketika digenggam, benda itu berbusa dan lengket seperti mengandung cairan minyak.
Kondisi itu terlihat sejak dua hari lalu dan hari ini semakin parah karena pencemarannya kian meluas sepanjang Pantai Wadumbolo hingga Amahami
Warga juga menyaksikan ikan ikan mati bersama biota laut lainnya seperti kepiting dan kerang. Sementara tidak jauh dari area yang tercemar, terdapat kapal tangker yang memuat bahan bakar. Kapal itu sedang docking tidak jauh dari dermaga bongkar PT. Pertamina (persero) Suplai & Distribusi Region Terminal Bima.
Pihak PT. Pertamina dikonfirmasi NTB Satu, masih melakukan investigasi terkait temuan tersebut. “Saat ini tim bersama Dinas Lingkungan Hidup sedang menginvestigasi fenomena tersebut, jika sudah ada hasil lebih lanjut akan diinformasikan,” jawab Humas Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra.
Kesimpulan awal yang ia sampaikan, sejauh ini tidak ada kendala operasional yang berdampak pada kebocoran tertentu di Suplai & Distribusi Region Terminal Bima. (HAK)