ADVERTORIAL

Harta Karun Lombok Dipamerkan, Kepala Museum NTB Harapkan Bisa Digelar di Mataram

Mataram (NTBSatu) – Pihak Museum Nasional akhirnya menggelar pameran koleksi yang telah dipulangkan dari Belanda ke Indonesia. Koleksi yang dipamerkan itu termasuk di antaranya adalah harta karun Lombok.

Pameran tersebut sedang berlangsung di Galeri Nasional sejak tanggal 27 November hingga 10 Desember 2023 mendatang.

Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, S.H., M.H., pun datang langsung ke Galeri Nasional yang berada di Jalan Merdeka Timur untuk melihat pamerannya.

Ketika datang, ia melihat antusias masyarakat yang tinggi untuk berkunjung ke pameran repatriasi tersebut.

“Saya sampai di lokasi pameran masih pagi, sekitar pukul 08.30 WIB. Sementara, pamerannya baru dibuka pukul 10.00 WIB. Tetapi, sudah banyak masyarakat Jakarta dan daerah lain yang menunggu,” ujarnya menceritakan kepada NTBSatu, Selasa, 5 Desember 2023.

Sembari menunggu pameran dibuka, ternyata masyarakat yang datang untuk menyaksikan pameran itu semakin banyak.

IKLAN

Alam, sapaan akrab Kepala Museum Negeri NTB, menyampaikan, bahkan ada turis mancanegara juga datang dengan antusias ingin menyaksikan.

Akhirnya tepat pukul 10.00 WIB pameran di Galeri Nasional ini dibuka. Pengunjung dipersilahkan untuk melakukan registrasi online terlebih dahulu, sebelum masuk area pameran.

Setelah registrasi, dirinya diminta untuk men-scan barcode dan diberikan stiker berwarna oren.

“Jadi masuknya itu modelnya rombongan. Kebetulan karena datangnya pagi dan pertama, kami dimasukkan dalam rombongan pertama. Ada juga rombongan kedua dan ketiga dengan stike yang warnanya berbeda pula,” jelasnya.

Pameran repatriasi ini, lanjutnya, dibagi dalam dua ruang pameran. Ruang pameran pertama, yakni setelah masuk lobi akan terlihat Arca Durga Mahisasuramardini, Arca Mahakala, Arca Nandishwara, Arca Ganesha, Arca Prajnaparamita.

Daftar harta karun Lombok yang dipamerkan saat pameran repatriasi yang digelar Museum Nasional sampai 10 Desember 2023 diGaleri Nasional. Foto: Dok pribadi

“Pemandu pun menjelaskan bahwa arca-arca tersebut adalah bagian yang dikembalikan Pemerintah Belanda tahun 2023,” ungkapnya.

Selanjutnya masuk ke dalam ruang pameran kedua, terang Alam, yang berisi hampir semuanya adalah harta karun Lombok yang merupakan hasil rampasan perang Belanda.

Saat masuk ke ruang pameran itu, diawali dengan Keris Kelingking dan Keris Diponegoro. Pengunjung yang masuk pun dilarang untuk merekam dan memotret.

“Dia ruang pameran kedua, hampir semua adalah harta karun Lombok. Semuanya itu adalah masterpiece dari pemeran repatriasi ini,” terangnya.

“Terlihat model berlian yang dipotong sangat presisi dan menghasilkan kilauan warna banyak serta menakjubkan. Kemudian, di bingkai dengan emas yang diukir dan dibentuk di semua sisinya. Harta ini menunjukan betapa tingginya identitas budaya yang dahulu kita miliki,” tambah Alam.

Tidak kalah menarik lainnya, kotak tembakau yang terbuat dari emas dan dihiasi permata juga dipamerkan. Serta, ada juga yang terbuat dari perak.

“Luar biasa dan menimbulkan kekaguman,” tegasnya.

Menurunya, pameran serupa sangat dibutuhkan juga di Lombok, sehingga dapat menyambungkan kepingan kebudayaan yang terbawa sampai negeri Belanda.

“Sangat sayang kalau hanya kita bisa melihatnya di Ibu Kota Negara, Jakarta. Masyarakat kita butuh pengorbanan yang banyak kalau untuk melihat peninggalan hasil kebudayaan dan sejarah di sana,” kata Alam.

Terlebih lagi, setelah dirinya keluar dari ruang pameran, terdapat rombongan anak SMP yang antusias membawa buku serta pulpen untuk masuk melihat pameran.

“Andai kata aktivitas ini juga kita bisa saksikan di Mataram. Pasti bangga rasanya memperkenalkan peninggalan kebudayaan kita kepada generasi muda NTB,” harapnya.

Pihaknya pun berharap kepada Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek untuk merealisasikan janjinya yang ingin memamerkan koleksi harta karun Lombok di NTB.

“Kita berharap masyarakat NTB dapat menyaksikan dari dekat dengan cara Museum Nasional memamerkan ke NTB, setidaknya tahun depan,” tutupnya. (JEF/*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button