Ketua PSSI Angkat Bicara Soal Tuntutan Pecat Kluivert

Mataram (NTBSatu) – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir akhirnya merespons sorotan tajam pernyataan Anggota DPR sekaligus Penasihat Semen Padang FC, Andre Rosiade terkait nasib Patrick Kluivert.
Dalam pernyataannya, Erick menegaskan, pelatih asal Belanda itu masih terikat kontrak selama dua tahun bersama Timnas Indonesia.
Menurut Erick, PSSI tak akan gegabah mengambil keputusan. Ia mengajak masyarakat untuk bersabar dan memberi waktu bagi Patrick Kluivert membuktikan kapasitasnya.
Ia juga menegaskan, proses pembentukan tim nasional tidak bisa instan dan membutuhkan waktu.
“Pelatih Kluivert dikontrak dua tahun, jadi kita beri kesempatan penuh. Sama seperti Shin Tae-yong yang dulu kami beri waktu lima tahun,” ujar Erick, dikutip dari tvonenews.com, Senin, 7 Juli 2025.
Erick pun mengingatkan, saat Shin Tae-yong, banyak pihak juga ragu. Namun, setelah itu mampu membawa sejumlah perkembangan bagi skuad Garuda.
Hal serupa diharapkan terjadi di era Kluivert, meski target jangka panjangnya adalah Piala Dunia 2026.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan, pihaknya tidak akan langsung mengganti Kluivert jika gagal meloloskan Timnas ke Piala Dunia 2026. Ia meminta publik melihat proses yang sedang berjalan.
“Kalau kita selalu menuntut cepat, kapan sepak bola Indonesia bisa tumbuh?. Saya pun sebagai Ketua Umum punya masa tugas sampai 2027. Semua ada waktunya,” tambah Erick.
Ia juga menegaskan, Pelatih Timnas Putri, Mochamad Heriyanto (Coach Mochi) memiliki perlakuan yang sama karena kontraknya juga selama dua tahun.
Erick menyebut, PSSI tidak akan mengambil keputusan berdasarkan tekanan semata, melainkan evaluasi yang objektif dan terukur.
Desakan Ganti Patrick Kluivert
Di sisi lain, Andre Rosiade mendesak agar PSSI segera mengambil tindakan tegas jika Patrick Kluivert gagal menunjukkan peningkatan signifikan.
Ia mempertanyakan keputusan mengganti Shin Tae-yong, padahal pelatih asal Korea Selatan itu sudah memperlihatkan progres.
“Kalau memang tidak mampu bawa Timnas lolos ke putaran keempat atau ke Piala Dunia, ya harus ada tindakan. Jangan sampai PSSI terkesan memelihara kegagalan,” tegas Andre.
Andre juga menyoroti jumlah staf pelatih Kluivert, yang lebih lengkap daripada era STY, namun belum menghasilkan performa yang menjanjikan.
Namun menutup pernyataannya, Erick Thohir mengajak publik untuk tidak menjadikan sepak bola sebagai ajang saling hujat. Ia menekankan bahwa olahraga seharusnya menjadi alat pemersatu, bukan pemicu perpecahan. (*)