Kota Bima (NTBSatu) – Selain destinasi wisata, Kota Bima juga dikenal dengan ragam kuliner khasnya. Sebut saja, Saronco Peke, Kagape, Palumara, Pangaha Bunga dan lainnya.
Untuk menjaga kelestarian kuliner tradisional ini, Pemerintah Kota Bima berencana akan menggandeng kalangan milenial. Sehingga, eksistensi kuliner khas Kota Bima tetap terjaga di tengah modernitas zaman.
“Ini proyek kami tahun depan. Kami akan identifikasi para generasi muda yang memiliki kecenderungan di kulineran. Mereka akan mendapat pelatihan untuk mengelola masakan khas ini secara beda. Baik tampilan sajian hingga kepastian soal kualitas bahan bakunya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, Muhammad Natsir, Senin, 2 Desember 2024.
Untuk itu, lanjut Natsir, kuliner khas Kota Bima perlu dilestarikan dengan mengetahui filosofi hingga proses pembuatan lengkap. Dengan harapan, kalangan milenial mampu melebarkan pangsa pasar kuliner-kuliner tradisional Kota Bima, baik secara daring maupun luar jaringan.
“Harapan kami, melalui pelatihan itu generasi muda dapat melestarikan makanan kuliner khas dan juga mengenalkannya ke daerah lain,” jelas M. Natsir.
Kuliner Kota Bima Tidak Kalah Saing
Kuliner khas Kota Bima menurutnya, tidak kalah saing dengan daerah lain. Menariknya, makanan khas Kota Bima sedikit berbeda dengan meski ada kesamaan dengan makanan daerah lain.
“Makanan kita ciri khasnya tidak terlalu pedas. Dominan rasa asamnya. Seperti Palumara misalnya. Di tempat lain mungkin bahan bakunya tomat atau belimbing. Tapi, kita justeru bahan dasarnya asam,” katanya.
Begitu juga dengan Saronco Peke atau sebutan lain sop tulang. Bahan baku seperti bumbunya sangat kuat dan memiliki cita rasa yang menggiurkan. Ketika mencicipi masakan ini, rasanya ingin nambah nasi terus.
“Belum lagi kalau ada sayur paronggenya (sayur bening daun kelor),” ujarnya.
Masakan yang satu ini, lanjutnya, juga sudah banyak anak muda sekarang menyajikan. Bahkan disajikan dengan beragam varian daging, mulai dari daging sapi, kerbau hingga menjangan.
“Ini yang ingin kami dorong pada generasi muda sekarang, bagiamana cara berkuliner yang baik dan benar. Kami juga sudah koordinasi dengan kampus Poltekpar Lombok. Dan mereka siap untuk melatih generasi muda di Bima sekaligus membakukkan makanan tersebut sebagai kuliner khas Kota Bima,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga berencana mengadakan kembali pasar rakyat yang pernah digagas pada kepemimpinan Wali Kota H. Muhammad Lutfi. Seperti makanan Kagape kata dia, ketika orang ingin membelinya tinggal mendatangi Kelurahan Penaraga sebagai sentral produksi.
“Kagape ini belum terlalu menjadi masakan yang selalu disajikan. Soal racikan dan menyajikan tidak bisa semua orang lakukan. Sehingga Kagape ini sentralnya boleh menjadi miliknya warga Penaraga. Kalau di Kabupaten Bima pusatnya di Tente, Kecamatan Woha,” pungkasnya.