Mataram (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB melaporkan, ada lima komoditas penyumbang terbesar inflasi gabungan tiga wilayah (Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa, dan Kota Bima) pada April 2024 terhadap Maret 2024 (month to month).
“Komoditasnya antara lain, tomat (0,19 persen, bawang merah (0,11 persen), emas perhiasan (0,09 persen), cumi-cumi (0,05 persen), dan daging ayam ras (0,03 persen),” jelas Kepala BPS NTB, Wahyudin, saat berita resmi statistik pada Kamis, 2 Mei 2024.
Berdasarkan catatan Dinas Perdagangan NTB, komoditas seperti tomat, bawang merah, cumi-cumi dan daging ayam ras mayoritasnya mengalami lonjakan harga, lantaran permintaan pasar yang tinggi namun pasokan yang tersedia sedikit ataupun belum memasuki masa panen.
Sementara emas dan perhiasan mengalami inflasi sepanjang April 2024, disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan gejolak geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Ukraina-Rusia. Diketahui, harga emas sempat tembus sekitar 1,3 jutaan per gram menjelang Lebaran dan Idulfitri kemarin.
Kemudian, terdapat lima komoditas lainnya yang mampu menahan laju inflasi bulanan, dengan mengalami penurunan harga atau deflasi adalah beras (0,46 persen), cabai rawit (0,09), cabai merah, telur ayam ras, dan ikan kembung/ikan gembung.
Berita Terkini:
- Polisi Amankan 8 Pelaku Ilegal Fishing dan Puluhan Bahan Peledak di Perairan Bima
- Pria Asal Lombok Barat Dibekuk Polisi Gegara Curi HP Perempuan saat Chek In di Hotel
- Dapat SP3, PT Autore Ngotot Lakukan Aktivitas di Perairan Sekaroh Lombok Timur
- Dugaan Korupsi SPPD Fiktif DPRD KLU Diusut Kejati NTB
- Jaksa Segera Tetapkan Pejabat Pemprov NTB Jadi Tersangka Dugaan Korupsi NCC
Beras yang sempat menjadi biang kerok inflasi, kini sudah mulai turun ke harga normalnya. Lalu, pasokan yang melimpah dari cabai merah dan cabai rawit membuat harga pasarannya murah. Dan telur ayam ras dan ikan kembung tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan, karena permintaan pasar yang stabil ditambah pasokan yang selalu tersedia.
Wahyudin melanjutkan, dari 38 Provinsi yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), 34 Provinsi mengalami inflasi dan 4 Provinsi mengalami deflasi.
“Inflasi terbesar bulan April 2024 yaitu Provinsi Papua sebesar 1,2 persen dan deflasi terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,3 persen,” ungkapnya.
Untuk inflasi bulanan di NTB, lanjut Wahyudin, juga tercatat lebih rendah dari rerata nasional.
“Alhamdulillah, Inflasi kita di bulan April ini (m-t-m) sebesar 0,06 persen. Sedangkan nasional tercatat 0,25 persen,” tukasnya. (STA)