Mataram (NTB Satu) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB terus berusaha untuk meraih cita-cita NTB Zero Waste dan NTB Zero Emissions 2050. Berbagai perusahaan, kemudian diajak bekerjasama untuk mengelola sampah dari produk-produk yang telah dijual. Salah satunya adalah Oganic, sebuah perusahaan yang menjual produk skin care.
Pada Gebyar Pilah Sampah yang diinisiasi Dinas LHK NTB, Oganic turut menjajakan produk-produknya untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Salah satu staf Oganic, Annisa Prina Wulandari mengatakan, Oganic merupakan sebuah unit usaha yang menjual produk skin care. Hanya saja, bahan dasar dari skin care Oganic adalah bahan-bahan natural. Selain itu, Oganic memiliki program bertajuk ‘Bring Back Kemasan’, sebuah program yang diniatkan dapat mengurangi jumlah sampah yang ada.
“Jika pembeli produk Oganic hendak mengembalikan kemasan yang telah habis terpakai, kami menerima kembali kemasan tersebut. Setelah mengembalikan kemasan, pembeli akan mendapatkan bonus berupa produk gratis dari Oganic. ‘Bring Back Kemasan’ menjadi salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik,” ungkap Annisa, Rabu, 15 Februari 2023.
Sampah yang berasal dari bekas kemasan Oganic akan dikumpulkan kemudian diserahkan kepada Bank Sampah Mandiri untuk dikelola dan diolah. Selain itu, bungkus produk Oganic dibuat dari daun singkong. Seperti yang diketahui, daun singkong lebih mudah terurai apabila terkena air. Sekali lagi, hal tersebut merupakan strategi dari Oganic untuk mengurangi volume sampah yang ada.
“Program ‘Bring Back Kemasan’ yang diniatkan untuk mengurangi volume sampah telah dibuat sejak tahun 2022. Sejak saat itu, setiap pembeli yang berbelanja di Oganic, tetap diberi edukasi soal pengembalian kemasan dapat membuat pembeli mendapatkan produk gratis. Sedangkan untuk penggunaan daun singkong sebagai bungkus produk, sudah digunakan sejak awal Oganic berdiri, yaitu pada 2018,” jelas Annisa.
Dengan sedikit berkontribusi terhadap pengelolaan sampah, Oganic berharap hal tersebut dapat membawa kebaikan terhadap tata kelola sampah di NTB. Di masa kini, skin care kebetulan menjadi sebuah produk yang telah banyak diminati masyarakat. Oleh karena itu, sembari terus berwirausaha, Oganic juga menyelipkan sedikit edukasi perihal tata kelola sampah kepada para pembeli.
Oganic didirikan sejak tahun 2018. Sejak awal berdiri, Oganic memang berfokus untuk menjual produk-produk kecantikan dan kesehatan. Produk-produk dari Oganic dijual dari harga Rp25.000 sampai Rp400.000.
“Kepada para pengusaha yang sampai saat ini masih belum memikirkan untuk mengelola sampah dari produknya, saya menyarankan untuk lebih diperhatikan kembali ketika menggunakan bahan-bahan yang sulit untuk terurai. Harus diakui, para pengusaha adalah salah satu penghasil sampah paling besar. Maka dari itu, strategi untuk mengurangi sampah plastik perlu terus dipikirkan,” tandas Annisa.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Julmansyah S.Hut., M.Ap., mengatakan, Gebyar Pilah Sampah adalah edukasi untuk menguatkan pikiran tata kelola soal sampah yang dapat membuat NTB Bebas Emisi pada tahun 2050 makin nyata untuk diraih.
Selain itu, Gebyar Pilah Sampah adalah acara yang melibatkan pengunjung dalam skala yang banyak. Gelaran tersebut hendak memperlihatkan soal betapa beragamnya praktik-praktik pengelolaan sampah yang dapat menjadi strategi menyukseskan NTB Zero Waste.
“Di dalam acara ini, ada 40 pihak yang terlibat, yaitu komunitas, sekolah, dan kelompok yang memiliki strategi tersendiri untuk mengelola sampah di tempatnya masing-masing. Saya melihat bahwa 40 pihak tersebut telah dapat menjadikan sampah sebagai sumber daya utama untuk mencukupi kehidupan,” ungkap Julmansyah.
Julmansyah memilih banyak jenis tata kelola sampah agar masyarakat yang hadir dapat melihat dan meniru aneka jenis pengelolaan sampah yang ada di dalam Gebyar Pilah Sampah. Ia mengharapkan agar spirit mengenai sampah adalah sumber daya dapat ditularkan kepada masyarakat luas.
Disinggung mengenai keterlibatan siswa-siswi di Gebyar Pilah Sampah, Julmansyah menjawab, siswa-siswi yang hadir di dalam Gebyar Pilah Sampah kelak akan menjadi dewasa. Dengan pengetahuan yang benar soal tata kelola sampah, maka siswa-siswi tersebut akan menjadi orang tua yang dapat mengajarkan soal penanganan sampah yang baik di masa depan. Dinas LHK NTB telah mengarahkan agar siswa-siswi di NTB dapat bermitra dengan Bank Sampah yang ada di sekitar sekolahnya.
“Kami mengharapkan agar gerakan pemilahan sampah berbasis sekolah dapat menjadi hal yang baik dan ditiru oleh masyarakat NTB. Dengan melibatkan 3000 siswa-siswi, saya mengharapkan gaung dari Gebyar Pilah Sampah dapat menyebar hingga ke daerah yang paling jauh di NTB, atau daerah-daerah yang belum data mengikuti acara,” pungkas Julmansyah. (GSR)