Hukrim

3 Tantangan Serius Kapolda NTB Menurut Guru Besar Unram, dari Isu SARA hingga Investasi Bodong

Mataram (NTB Satu) – Kapolda NTB yang baru, Irjen Pol Djoko Purwanto punya sejumlah tantangan besar menurut Guru Besar Universitas Mataram (Unram), Prof. Dr. Zainal Asikin.

Kepada ntbsatu.com, Rabu, 26 Januari 2022, ada tiga isu menurut Zainal Asikin. Diantaranya, berkembangnya isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA), peredaran narkotika, dan maraknya investasi bodong di NTB.

  1. Isu SARA

Dikatakan Prof. Asikin, dampak isu SARA di NTB dapat membelah masyarakat dan memicu konflik umat beragama.

“Kapolda NTB yang baru ini harus rajin turun ke pemuka-pemuka agama. Khususnya di Lombok, Kapolda NTB harus rajin silaturrahmi ke tuan guru,” ungkapnya.

Ia berpandangan bahwa peran pemuka agama sangat penting dalam meredam isu yang berbau SARA. Kemudian Asikin juga meyakini bahwa tokoh-tokoh masyarakat punya pengaruh menciptakan suasana yang damai.

“Saya rasa masyarakat di NTB ini masih menghargai arahan para tokoh publik,” katanya.

  1. Peredaran Narkotika

Salah satu masalah serius yang dihadapi NTB saat ini adalah massifnya peredaran narkotika di tengah masyarakat.

Prof. Asikin menilai, menjadi tupoksi Kepolisian guna memberantas bahkan mencegah masuknya narkoba di NTB.

“Hampir setiap hari kita dengar penangkapan kasus narkoba di NTB,” imbuhnya.

Selain itu, Asikin menyampaikan bahwa keberhasilan pengungkapan Polda NTB terhadap kasus narkoba belum maksimal.

“Hanya pengedar kecil dan pemakai yang ditangkap. Tugas pak Djoko saat ini harus berhasil tangkap dan buru bandar besar dan dalangnya,” tegasnya.

  1. Investasi Bodong

Kasus lain yang berdampak merugikan khalayak, lanjut Prof. Asikin, adalah menjamurnya investasi bodong.

Prof. Asikin berharap, dengan kedatangan Djoko Purwanto, Polda NTB mampu memburu para pelaku penipuan berkedok investasi ini.

“Banyak tuh investasi bodong berkeliaran di NTB ini,” terangnya.

Setelah itu, Asikin menyampaikan praktik investasi bodong mudah terjadi di NTB karena tipologi masyarakat yang mudah percaya dengan iming-iming pundi rupiah.

“Masyarakat kita mudah tergiur sama imbalan uang yang besar,” pungkas Asikin.

Djoko Purwanto sebelumnya mendapat tugas dari Kapolri sesuai Surat Telegram (ST) mutasi sejumlah perwira tinggi, tanggal 17 Desember 2021 lalu.

Kapolda NTB yang sebelumnya, Irjen Pol Muhammad Iqbal dimutasi menjadi Kapolda Riau.

Sedangkan posisi Kapolda NTB dijabat Brigjen Pol Djoko Purwanto yang sebelumnya menjabat penyidik tindak pidana korupsi Bareskrim Polri. (DAA)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button