Lombok Timur (NTBSatu) – Katertinggalan infrastruktur pendidikan masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur hingga sekarang.
Di mana masih banyak sekolah di daerah tersebut dalam kondisi memprihatinkan. Salah duanya SMPN Satap 2 Pringgabaya dengan SDN 6 Batuyang.
Dua sekolah yang terletak di Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur itu sampai saat ini tidak memiliki atap yang layak.
Ini mengharuskan para siswa rela belajar di bawah terik matahari yang panasnya menyengat. Sementara, jika terjadi hujan deras, pihak sekolah terpaksa meliburkan aktivitas belajar-mengajar.
Ketua Komite SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya, Munadi mengaku, sudah meluapkan kekecewaannya ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur.
Ia mengaku, untuk perbaikan sekolah tersebut sudah menagih janji dinas terkait untuk memperbaiki sekolahnya pada awal tahun 2024.
“Pihak dinas kasih tahu kami, bahwa sekolah kami sudah masuk dalam sistem Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (Krisna) dan pengerjaannya awal tahun ini. Tapi sampai sekarang hasilnya nihil,” kata Munadi, Senin, 19 Agustus 2024.
Bahkan, ucap Munadi, pihak pemerintah sudah mengutarakan rencana perbaikan tersebut sejak gempa bumi 2018 terjadi. Namun, sampai sekarang sekolah tersebut belum mendapatkan haknya.
“Mungkin karena sekolah kami berada di pelosok, jadi tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah,” ujar Munadi.
Ia pun berharap, supaya pemerintah menunjukkan komitmen nyata untuk rehabilitasi sekolah tersebut. Bukan hanya terus mengucurkan janji palsu.
Hal itu, ucap Munadi, semata-mata demi kenyamanan siswa dalam mengemban ilmu pelajaran.
Selain itu, Munadi mengungkapkan hancurnya kondisi sekolah membuat masyarakat enggan menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.
“Kami kekurangan siswa. Kebanyakan orang tua di dua dusun, yakni Dusun Senang dan Batu Belek memilih menyekolahkan anak mereka di luar,” ucap Munadi.
Belum Ada Anggaran
Sementara, Sekretaris Dinas Dikbud Lombok Timur, Yulian Ugi Listianto menyebutkan, tahun ini tidak ada anggaran dari APBD, DAK, maupun DAU untuk perbaikan SMP Satap Pringgabaya.
Ia pun menyarankan agar pihak sekolah untuk terus menjalin komunikasi intens dengan Seksi Sarpras Bidang SD dan SMP di Dikbud Lombok Timur.
“Saya optimis tahun 2025 kita akan mendapat anggaran untuk perbaikan,” ucap Ugi. (*)