BP2MI Bantah Isu Sengaja Gagalkan PMI Lombok ke Malaysia

Mataram (NTB Satu) – Sempat beredar kabar bahwa Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Kota Mataram sengaja menggagalkan keberangkatan 192 calon Pekerja Migran Indonesia asal NTB. Namun, BP2MI Kota Mataram membantah segala bentuk tuduhan tersebut.

Kepala BP2MI Kota Mataram, Abri Danar Prabawa mengatakan, BP2MI hanya melakukan tugas untuk membantu para pekerja migran Indonesia agar memenuhi seluruh dokumen kemudian terverifkasi dengan benar. Abri mengaku tidak terlalu menanggapi perihal kabar miring bahwa BP2MI sengaja menggagalkan PMI berangkat menuju Malaysia.

“Berita mengenai BP2MI menggagalkan keberangkatan PMI yang pergi ke Malaysia itu sangat tidak benar,” ungkap Abri, ditemui NTB Satu di ruang kerjanya, Selasa, 14 Juni 2022.

Setiap negara tentu memiliki kebijakan masing-masing dalam proses pembuatan visa. Jenis visa masing-masing negara tentu berbeda-beda, misalnya visa kerja, kunjungan, dan lain-lain.

“Mengidentifikasi jenis visa yang berbeda-beda, itulah yang kami lakukan demi kebaikan dan kelancaran kerja para PMI,” ujar Abri.

Proses Orientasi Pra Penempatan (OPP) yang harus dilalui para PMI telah terselesaikan. Saat ini, PMI tengah menunggu jadwal keberangkatan.

“Mengenai jadwal keberangkatan PMI, itu bukan ranah kami,” terang Abri.

Sebelum pengurusan OPP, BP2MI mesti melakukan proses verifikasi seluruh dokumen bakal calon PMI agar tidak terjadi masalah. Seluruh dokumen yang terverifikasi harus sesuai dengan kebijakan masing-masing negara.

“Setelah itu, barulah kami lakukan proses OPP,” papar Abri.

Terkait penundaan pemberangkatan yang lalu, Abri menuturkan, tidak memiliki niatan untuk menggagalkan atau mempersulit para PMI yang ingin berangkat. BP2MI hanya memastikan agar seluruh dokumen milik para PMI terverifikasi. Sebab, tidak semua dokumen yang didaftarkan para PMI lolos proses verifikasi.

“Kami hanya menbantu untuk memverifikasi dokumen. Sebab, proses verifikasi yang dilalui oleh PMI, tidak selalu bersifat informal,” ujar Abri.

Banyak pihak menganggap bahwa BP2MI sengaja menggagalkan para PMI untuk berangkat. Padahal, pesawat asal Malaysia telah menjemput. Namun, pembatalan keberangkatan bukanlah wilayah kerja BP2MI.

“Itu bukan urusan kami. Harusnya, pastikan dulu seluruh dokumen terselesaikan dengan benar, barulah dijemput,” saran Abri.

Ke depannya, BP2MI berharap agar seluruh bakal calon PMI harus mengikuti prosedur yang berlaku. Hal tersebut, justru dilakukan agar para PMI memiliki jaminan keselamatan yang baik dan layak hingga proses OPP.

“Buatlah perencanaan yang baik. Ke depannya, jangan lagi ada dokumen-dokumen yang tidak sesuai dan belum tepat,” pungkas Abri. (GSR)

Exit mobile version